Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki segudang prestasi di cabang olah raga bulu tangkis. Tidak hanya prestasi, Indonesia juga memiliki dua tokoh bulu tangkis yang mempunyai peran besar.
Saking berpengaruhnya kedua tokoh asal Indonesia ini, Federasi Bulu Tangkis Dunia (Badminton World Federation/BWF) sampai mengabadikan mereka menjadi nama piala kejuaraan level dunia.
Berikut ini nama-nama trofi kejuaraan BWF yang inspirasinya diambil dari dua tokoh bulu tangkis Indonesia.
Piala Sudirman merupakan lambang supremasi tertinggi untuk nomor beregu campuran dalam bulu tangkis dunia. Nama Piala Sudirman sendiri diambil dari nama tokoh bulu tangkis legendaris Indonesia, Dick Sudirman.
Sudirman adalah mantan pebulu tangkis Indonesia. Selain aktif sebagai pemain, Sudirman juga pernah berkarier sebagai pengurus olah raga tepok bulu di Tanah Air.
Pada 1952, Sudirman mendirikan Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI). Dia lalu menjabat sebagai Ketua Umum PBSI pada dua periode selama 22 tahun (1952-1963 dan 1967-1981).
Sudirman juga pernah menjabat Wakil Presiden Federasi Bulu Tangkis Internasional (International Badminton Federation/IBF) pada 1975. Perannya yang sangat besar membuatnya mendapat julukan "Bapak Bulu Tangkis Indonesia".
Sementara itu, di kancah internasional, Sudirman mendapat kehormatan dengan dijadikan sebagai nama trofi sekaligus kejuaraan beregu campuran.
Serupa dengan Piala Sudirman, Piala Suhandinata juga menjadi nama trofi untuk nomor beregu campuran. Bedanya, Piala Suhandinata diperuntukkan bagi para pemain junior.
Nama piala ini berasal dari sosok Suharso Suhandinata yang dikenal atas peran pentingnya dalam menyatukan dua lembaga bulu tangkis dunia, IBF dan World Badminton Federation (WBF), menjadi BWF pada 1978.
Tak hanya itu, Suhandinata merupakan sosok di balik keberhasilan Indonesia mengusulkan nama "Sudirman" sebagai nama piala sekaligus turnamen beregu campuran dunia.
Melalui kesuksesannya itu, tokoh bulu tangkis yang lahir di Bandung, Jawa Barat, 20 September 1916, itu, mendapat julukan "Diplomat Bulu Tangkis".
Sebagai bentuk penghargaan atas kontribusi pada bulu tangkis dunia, nama Suhandinata kemudian ditetapkan menjadi piala yang diperebutkan pada Kejuaraan Dunia Junior nomor beregu campuran oleh BWF sejak 2008.