Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pasar eSports di China diprediksi tumbuh hingga 1,26 miliar dollar AS (sekitar Rp 16,7 triliun) pada 2017.
Hal tersebut dilaporkan oleh perusahaan periset pasar, Niko Partners.
Perusahaan analis lainnya, Newzoo, juga memberikan pandangan senada yang meramalkan bahwa pasar esports dunia akan tumbuh hingga 696 juta dollar AS (sekitar Rp 9,2 triliun) pada tahun ini.
Namun, perusahaan analis menggunakan metode berbeda dengan Nico Partners yang memang sudah lama menggali secara detail soal pasar game di China.
Baca Juga:
Laporan terbaru Nico Partners melansir bahwa sampai pengujung 2017 diperkirakan akan ada lebih dari 200 juta fan eSports di Negeri Tirai Bambu.
Tak heran, hadiah total turnamen esports di China meningkat dari 51 juta dollar AS pada 2016 menjadi 64 juta dollar AS pada 2017.
Bahkan, penyelenggara turnamen juga meraup keuntungan yang signifikan dari live streaming, di mana pada 2016 'cuma' 476 juta dollar AS, sedangkan pada 2017 mencapai 625 juta dollar AS (sekitar Rp 8,3 triliun).
Observasi Niko Partners juga mengungkapkan bahwa tim pemain eSports profesional China selalu menjadi pesaing utama di hampir seluruh turnamen esports dunia.
China bahkan menguasai lima dari 10 daftar pemain esports dengan pendapatan kotor tertinggi di dunia.
Pertumbuhan popularitas esports juga berimbas kepada bangkitnya usaha warung internet alias warnet.
Para gamers memainkan game esports, mengadakan turnamen, dan menyaksikan via streaming para pemain terbaik dari negara lain di warnet.
Media sosial juga melakukan peranan kunci dalam perkembangan esport, mulai dari iklan, sponsor, hingga tayangan langsung sebuah turnamen.
Lalu, apa game esports yang populer di China? League of Legends, Dota 2, CrossFire, Clash Royale, dan Honor of Kings.