Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Perjalanan yang meletihkan tidak membuat Imran Nahumarury gagal menikmati keindahan alam di Kota Ende, Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Imran Nahumarury, eks gelandang Tim Garuda, datang ke Kota Ende pada Sabtu (22/7/2017) pagi atas undangan panitia El Tari Memorial Cup 2017.
Ia hadir bersama mantan pemain sepak bola tim nasional Indonesia, Yeyen Tumena.
Selain menyaksikan upacara pembukaan kompetisi yang sekaligus menjadi ajang Liga 3, Imran Nahumarury dan Yeyen Tumena berbagi ilmu dan pengalaman bersama para pelatih sepak bola dan guru olahraga di Kota Ende.
Acara diskusi membangun sepak bola usia dini tersebut dilaksanakan di kampus Universitas Flores, Minggu (23/7/2017).
Selain berbagi ilmu dan pengalaman, pada hari yang sama Imran juga menyempatkan diri berkeliling Kota Ende dan mengunjungi tempat bersejarah.
"Kapan lagi saya bisa mendatangi tempat Soekarno merenung dan membangun bangsa ini dengan ide Pancasila," ujar Imran Nahumarury kepada BolaSport.com.
Selain mengunjungi lokasi Presiden RI pertama itu merenung, Imran juga menyempatkan diri melihat rumah tempat Soekarno pernah diasingkan.
Sebelum mentari tenggelam sore itu, Imran Nahumarury mengunjungi Pantai Ria di Kota Ende.
"Sebuah momentum yang sayang untuk dilewatkan. Saya beruntung bisa melihat matahari tenggelam dan menikmati keindahan alam Kota Ende," ucap mantan gelandang Persija ini.
Tak lupa pria kelahiran Tulehu, Maluku, 12 November 1978, ini menyaksikan dan merekam aksi sejumlah anak-anak bermain sepak bola di pantai.
Keesokan hari, subuh sekitar pukul 04.00 WIB Imran Nahumarury melakoni perjalanan menuju Gunung Kelimutu.
"Kalau sudah ke Ende, tak sah rasanya bila tidak mendatangi Kelimutu. Gunung ini khas mewakili salah satu keindahan Flores yang selama ini saya baca dan dengar," kata Imran.
Walau harus menempuh perjalanan berbelok-belok dengan mengendarai mobil untuk sampai ke lokasi pendakian, Imran tetap bersemangat.
Mengabadikan pemandangan indah melalui kamera telepon genggam menjadi kegiatan yang rutin ia lakukan.
Menapak ribuan anak tangga untuk mencapai puncak Gunung Kelimutu dilakukan dengan penuh semangat.
"Sebetulnya, saya kurang menyukai ketinggian. Tetapi, keindahan alam di Kelimutu mengalahkan semua perasaan itu," ucap Imran.
Setelah sehari sebelumnya menyaksikan matahari terbenam di tepi pantai, kali ini Imran menyambut kehadiran mentari pagi di puncak gunung.
"Melihat foto-foto selama berada di Kota Ende dan Kelimutu membuat saya ingin sekali kembali ke sini," ucap Imran, sambil berulang-ulang melihat hasil jepretannya memakai kamera telepon genggam.
Perjalanan selama tiga hari di Ende, Flores, diakui Imran sangat berkesan.
"Dari El Tari Cup, saya menyaksikan bagaimana besarnya antusiasme masyarakat NTT terhadap sepak bola. Semoga dari Kota Ende bisa menjadi awal kebangkitan sepak bola usia muda dan melahirkan pemain berkualitas untuk tim nasional," kata Imran.
Selain alam yang indah serta monumen bersejarah di Kota Ende, Imran berharap perkembangan sepak bola di wilayah ini mendapatkan perhatian dari pemerintah dan pihak swasta setempat.
"Semoga, pada suatu hari kita mendengar pemain sepak bola berkualitas menjadi ciri khas Ende selain Kelimutu dan lokasi lain," kata Imran.