Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Presiden Asosiasi Internasional Federasi Atletik (IAAF) Sebastian Coe turut menyoroti keberhasilan sprinter Amerika Serikat, Justin Gatlin, dalam memenangi nomor lari 100 meter Kejuaraan Dunia Atletik 2017, di London Stadium, London, Inggris, Sabtu (5/8/2017).
Dalam pertandingan tersebut, Gatlin meraih medali emas setelah mencatatkan waktu 9,92 detik. Ia unggul atas rekan senegaranya, Christian Coleman (9,94 detik), serta sprinter Jamaika yang bakal segera pensiun, Usain Bolt (9,95 detik).
Meski demikian, kemenangan Gatlin menyisakan kontroversi karena dia merupakan atlet yang pernah dua kali tersangkut kasus doping. Sepanjang lomba, ia mendapatkan sorakan cemooh dari para penonton di stadion.
"Seseorang yang telah menjalani dua kali hukuman larangan bertanding berhasil pergi dengan membawa salah satu hadiah kami yang berkilau. Namun, dia memang berhak berada di sini," ujar Coe yang dilansir BBC.
"Ini bukanlah kisah yang sempurna. Saya pikir Bolt sangat bermurah hati. Bagi Bolt, hasil ini mungkin menjadi hal yang pahit untuk ditelan. Akan tetapi, dia menunjukkan kebesarannya dan hal itu cukup untuk menggambarkan kariernya," tutur Coe.
Justin Gatlin honors Usain Bolt in the great's final 100m race. #PhotoOfTheNight pic.twitter.com/H8U6Lw4hCt
— ESPN (@espn) August 6, 2017
Gatlin pertama kali tersandung kasus doping pada 2001. Saat itu, Gatlin yang masih duduk di bangku perguruan tinggi menerima sanksi dua tahun larangan bertanding karena mengonsumsi amfetamin.
Gatlin berargumentasi bahwa amfetamin itu digunakan untuk pengobatan. Ia mengaku sebagai pengidap gangguan defisit antensi yang dialami sejak kecil.
Setahun kemudian, berkat alasannya tersebut, Gatlin akhirnya diperbolehkan untuk kembali mengikuti kompetisi.
Pada 2006 (setelah memenangi nomor 100 meter dan 200 meter pada kejuaraan dunia 2006 di Helsinki), Gatlin kembali tersangkut kasus doping. Kali ini, dia diketahui mengonsumsi obat testosteron.
Peraih medali emas nomor 100 meter pada Olimpiade Athena 2004 ini mendapatkan skorsing delapan tahun.
Akan tetapi, hukuman tersebut kemudian berkurang menjadi empat tahun setelah banding yang diajukan Gatlin diterima.