Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Tepat pada Sabtu (2/9/2017) pagi WIB, Catur Juliantono, pria yang tinggal di Kampung Sumur Utara, Klender, Jakarta Timur, bergegas menuju salah satu masjid di dekat rumahnya.
Catur sudah berniat untuk membantu panitia pelaksana pemotongan hewan qurban yang ingin menyembelih kambing dan sapi ketika momen Hari Raya Idul Adha 1438 Hijriah.
Meski Idul Adha jatuh pada Jumat (1/9/2017), pemotongan hewan masih bisa dilakukan hingga Minggu (3/9/2017).
Catur dikenal dengan kepribadian yang sangat baik di lingkungan rumahnya.
Pria berusia 32 tahun itu membantu menyembelih dan memotong daging hewan qurban hingga azan Zuhur berkumandang.
(BACA JUGA: Disengaja atau Kebetulan Inilah 3 Kesamaan Ezra Walian dan Irfan Bachdim, Salah Satunya Perihal Wanita)
Setelah itu, ia menyempatkan diri untuk berbincang-bincang dengan keluarganya tanpa ada firasat sedikit pun Catur akan pergi selama-lamanya.
Kakek dari Catur, Muhammad Rifaq, hanya bermimpi rumahnya akan kedatangan orang-orang banyak.
Dijelaskan olehnya, dalam mimpi itu ia sama sekali tidak berpikir bahwa Catur akan meninggal dunia dalam waktu dekat.
"Kami sempat berbincang-bincang karena Catur membantu untuk menyembelih hewan qurban. Dia orang yang sangat baik dan sopan ke siapa pun, termasuk saya," kata Rifaq.
"Setelah pemotongan hewan selesai, ia pamit untuk menyaksikan pertandingan sepak bola bersama dengan saudaranya, Haikal dan Taufik. Kejadian itu biasa saja tanpa ada pemikiran aneh-aneh," sambung Rifaq.
Catur mencoba mengajak kedua saudaranya, Haikal dan Taufik yang masih berusia 13 tahun untuk pergi ke Stadion Patriot, Bekasi, Jawa Barat.
(BACA JUGA: Kekalahan Dari Floyd Mayweather Semakin Tunjukkan Kelemahan Conor McGregor)
Ketiga orang itu akhirnya pergi dengan memesan aplikasi mobil online menuju Stadion Patriot untuk mendukung Timnas Indonesia melawan Fiji dalam laga persahabatan yang berlangsung Sabtu (2/9/2017) sore WIB.
Haikal berkata kepada BolaSport.com bahwa mereka bertiga datang tidak membawa tiket.
Sebab, Catur berpikir di sekitaran stadion pasti ada yang jual tiket pertandingan tersebut.
"H-1 sebelum pertandingan, Bang Catur memang mengajak saya ke stadion, katanya mau nonton Timnas Indonesia. Ya sudah saya ikut bersama dengan Taufik," kata Haikal.
"Bang Catur sangat hobi nonton pertandingan Timnas Indonesia karena dia ngefans banget kepada Irfan Bachdim. Sampai stadion, kami beli tiket kepada calo yang ada di sana," sambung Haikal.
Wartawan BolaSport.com yang langsung meliput pertandingan itu merasakan suasana di dalam stadion sangat tertib.
(BACA JUGA: Terungkap, Ini Pemain yang Gagalkan Kepindahan Cristiano Ronaldo di Bursa Transfer Musim Panas 2017)
Suporter Indonesia terus menyanyikan dukungan agar Boaz Solossa dkk bisa meraih kemenangan melawan Fiji.
Akan tetapi sampai pertandingan berakhir, kedua tim bermain imbang tanpa gol.
Haikal yang berada tepat di samping Catur langsung kaget ketika ada sebuah petasan dari Tribune Selatan mengarah ke Tribune Timur tempat di mana mereka berada.
Kata Haikal, petasan itu mengenai wajah dari Catur sehingga ia langsung pingsan di bangku tribun.
Haikal yang berusaha tidak panik dengan kejadian itu mengambil inisiatif untuk menelepon pihak keluarga dengan memberikan kabar bahwa Catur terkena petasan di dalam Stadion Patriot.
Respons keluarga pun langsung cepat dan datang menemui Catur yang saat itu sedang dilarikan ke Rumah Sakit Mitra Keluarga, Kota Bekasi.
"Petasan itu lewat di depan kepala saya, saya kaget dan ternyata kena Bang Catur. Kami pun berhamburan dan para suporter Indonesia lainnya langsung menolong Bang Catur dengan menyiramkan kepalanya dengan air karena terkena petasan," kata Haikal.
"Saat itu Bang Catur langsung pingsan dan sempat dibawa ke mobil ambulance dan terus dibawa ke rumah sakit dekat stadion. Tapi, di perjalanan Bang Catur udah meninggal," sambung Haikal.
Haikal mengaku kapok dengan menyaksikan pertandingan sepak bola Indonesia setelah melihat saudaranya itu meninggal dunia.
Padahal mereka datang ke stadion dengan hati murni untuk mendukung perjuangan Tim Merah Putih.
(BACA JUGA: Disengaja atau Kebetulan Inilah 3 Kesamaan Ezra Walian dan Irfan Bachdim, Salah Satunya Perihal Wanita)
"Kalau dibilang kapok, ya kapok. Ini pertama kalinya saya nonton bola langsung tapi kejadiannya malah seperti ini. Kalau Bang Catur udah sering karena dia senang banget nonton timnas, apalagi kalau ada Irfan Bachdim," kata Haikal.
Sementara itu, Ilham selaku teman SD dan SMP Catur tidak menyangka sahabatnya itu meninggal dunia akibat petasan di dalam stadion.
Ilham mengaku sempat mencari informasi terlebih dahulu apakah yang terkena petasan itu adalah Catur atau orang lain.
Saat berbincang-bincang dengan BolaSport.com, Ilham mengatakan bahwa Catur sangat fanatik untuk mendukung langsung bila Timnas Indonesia bertanding.
Mereka sempat menyaksikan pertandingan Timnas Indonesia saat berlaga di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta Pusat, beberapa tahun lalu.
"Saya lupa tahun berapa nonton bareng sama Catur, tetapi itu saat pertandingan di SUGBK. Hanya saja Catur sangat fanatik kalau Timnas Indonesia bertanding," kata Ilham.
Ilham juga menambahkan Catur memiliki seorang istri bernama Ismi dan juga anak semata wayang bernama Hafiz.
PSSI Nobatkan Salah Satu Pemain Indonesia Vs Fiji Ini sebagai Legenda Sepak Bola Indonesia https://t.co/xzn0R64JmI via @bolasportcom
— BolaSport.com (@BolaSportcom) September 3, 2017
Kecintaannya kepada sepak bola membuat Catur ingin menjadikan anak laki-lakinya itu menjadi pesepakbola di masa depan.
"Dia sempat cerita ke saya bahwa anaknya harus menjadi pemain bola. Karena dia selain suka nonton timnas, Catur juga sering main bola dan futsal bersama kami. Terakhir saya komunikasi sama dia empat hari yang lalu untuk ngajak reunian, tetapi malah seperti ini jadinya," kata Ilham.
Abang kandung Catur, Ardi, tidak banyak berkomentar tentang meninggalnya adik bontotnya itu.
Ia merasakan terpukul akibat kejadian itu dan tidak menyangka Catur akan pergi selama-lamanya.
Saat pemakaman, ibunya Catur, Sri, juga enggan melepas pelukan papan nisan dari anak kesayangannya itu.
Beberapa kali pihak saudara meminta Sri untuk mengihlaskan Catur untuk selama-lamanya.
Ternyata, Catur sudah merancang untuk pergi umrah bersama dengan ibunya itu pada tahun depan.
Niat tulus yang ingin dilakukan oleh Catur pun harus pupus karena ia sudah pergi meninggalkan ibunya untuk selamanya.
"Tahun depan Catur sudah berencana untuk memberangkatkan ibunya umrah. Itu sudah diatur dan akan terlaksana bersama dengan keluarga dari istrinya. Tetapi malah seperti ini dan nantinya akan dibicarakan lagi," ucap Ardi.
Sejatinya sepak bola itu merupakan hiburan bagi rakyat yang ingin menyaksikan sebuah pertandingan dengan aman.
Seharusnya benda-benda yang sudah dilarang untuk masuk ke dalam stadion lebih baik ditinggalkan.
Tugas suporter hanya untuk mendukung perjuangan tim kesayangannya dengan cara memberikan hal-hal positif.
Apabila dukungan itu sangat merugikan orang lain, maka hal tersebut bisa dibilang bukan suporter, melainkan penghancur kenikmatan sepak bola.
Satria Tama Ungkap Perasaannya Saat Harus Gantikan Kartika Ajie yang Cedera https://t.co/V9Ch1E6pzq lewat @tribunSUPERBALL
— BolaSport.com (@BolaSportcom) September 3, 2017
Catur pun kini sudah dimakamkan di TPU Kober Sumur, Klender, Jakarta Timur, Minggu (3/9/2017).
Tragedi yang sangat mencoreng sepak bola Indonesia diharapkan menjadi yang terakhir.
"Kami sangat berduka, kami akan lawan dan usut tuntas kejadian ini dengan pihak kepolisian setempat. Apapun sumbangan dari PSSI tidak akan bisa menutupi luka bagi keluarga korban," ucap Sekjen PSSI, Ratu Tisha Destria.