Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Italia Vs Israel - Dua Tim Memburu Status Runner up Grup

By Selasa, 5 September 2017 | 21:49 WIB
Pemain timnas Italia, kiper Gianluigi Buffon (kiri), striker Lorenzo Insigne (tengah), dan penyerang Andrea Belotti melambaikan tangan kepada pendukung tim usai melakoni laga melawan Liechtenstein dalam babak Kualifikasi Piala Dunia 2018 di Stadion Dacia Arena, Udine, Italia, pada 11 Juni 2017. (MARCO BERTORELLO/AFP)

Italia baru saja membuang kesempatan untuk bisa lolos langsung ke Piala Dunia 2018, tanpa harus melewati play-off. 

Penulis: Dian Savitri

Dengan kalah 0-3 dari Spanyol, 2 September lalu di Santiago Bernabeu, Italia harus bertahan di posisi kedua agar peluang lolos lewat play-off tak lenyap juga.

Saat ini, Italia berada di urutan kedua Grup G, memiliki 16 poin hasil dari lima kali menang dan masing-masing satu kali seri dan kalah.

Spanyol unggul tiga poin dibanding Italia.

Lawan Italia pada Selasa (5/9/2017) atau Rabu pukul  01.45 WIB  adalah Israel.

Baca Juga:

Bermain di kandang sendiri, Stadion Mapei - Citta del Tricolore di Reggio Emilia, Italia harus menang atas tamunya itu.

Tepat 5 September tahun lalu, Italia menang 3-1 di Haifa atas lawan yang sama. Jadi, tidak ada alasan untuk Italia kali ini.

Hanya, untuk menghadapi Israel, Italia harus tampil tanpa tiga bek andalan.

Leonardo Bonucci menjalani skorsing larangan tampil satu kali akibat akumulasi kartu kuning.

Kartu kuning terakhir diterimanya saat menghadapi Spanyol.

Giorgio Chiellini malah sama sekali tak bisa bermain melawan Spanyol, demikian pula ketika Italia menghadapi Israel.

Bek Juventus itu mengalami cedera di tulang betis ketika berlatih satu hari sebelum laga melawan Spanyol.

Bek Italia lain, Leonardo Spinazzola, juga tak akan tampil melawan Israel.

Pemain Atalanta itu mengalami cedera ketika Italia meladeni Spanyol.

Dengan tiga bek yang sudah absen, pelatih Italia, Gian Piero Ventura, harus memanggil Davide Zappacosta.


Bek timnas Italia, Davide Zappacosta (kiri), mencoba lepas dari hadangan gelandang Albania, Burim Kukeli, dalam laga lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2018 Grup G di Stadion Renzo Barbera, Palermo, Italia, pada 24 Maret 2017.(ALBERTO PIZZOLI/AFP)

Bek yang bergabung dari Torino ke klub Liga Inggris, Chelsea, itu bisa bermain sebagai bek kanan atau bek sayap kanan.

Ventura tahu persis apa yang bisa diharapkan dari Zappacosta.

Bos Italiia itu bekerja sama dengan Zappacosta selama lima musim di Torino.

Israel pun tak kalah galau.

Secara mengejutkan, mereka kalah 0-1 dari tamunya, Masedonia, di Haifa, 2 September lalu.

Sebelum laga dimulai, Israel sangat diunggulkan untuk bisa menang.

Masedonia tidak punya lagi kesempatan untuk berlaga di Rusia tahun depan, sudah tereliminasi di kualifikasi.

Pasukan Elisha Levy itu tahu bahwa mereka harus menang untuk menjaga peluang lolos.

Akan tetapi, tidak satu pun pemain Israel yang mampu membuat gol.

Setelah striker Masedonia, Goran Pandev, membuat gol kemenangan pada menit ke-73, situasi tambah runyam.

Penonton Israel di Stadion Sammy Ofer mulai meninggalkan stadion.

Hiburan yang ada adalah teriakan mereka untuk Eran Zahavi setiap kali striker dan kapten Israel itu menyentuh bola.

Pada akhir pertandingan, Zahavi langsung merobek ban kapten dan melemparnya dengan marah.


Penyerang Israel, Tomer Hemed (kanan), berebut bola dengan bek Masedonia, Daniel Mojsov (kiri) dan Stefan Ristovski (tengah) dalam laga lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2018 di Skopje, Masedonia, pada 6 Oktober 2016.(ROBERT ATANASOVSKI/AFP)

Asosiasi Sepak Bola Israel pun mengeluarkan larangan bertanding untuk Zahavi saat melawan Italia nanti karena sikapnya itu.

“Selama hampir 50 tahun kami menanti untuk bisa tampil di Piala Dunia lagi. Saya sangat kecewa dengan hasil itu."

"Ketika mendapat teriakan dari penonton, saya pun meledak,” kata Zahavi, seperti dikutip dari Times of Israel, usai pertandingan.

Zahavi juga meminta maaf karena telah melakukan hal tercela setelah laga.

Terakhir kali Israel tampil di Piala Dunia adalah pada 1970 di Meksiko.

Pada saat itu, Israel tertahan di fase grup setelah mengalami dua kali seri dan satu kali kalah.

Hingga saat ini, PD 1970 adalah satu-satunya penampilan Israel di ajang itu.

Kini, Israel harus bisa berada setidaknya di posisi runner-up Grup G, yang artinya menggeser Italia.

Hitungan matematisnya adalah Israel harus menang atas Italia.

Kemudian menang juga pada dua laga sisa melawan Liechtenstein (6/10) dan Spanyol (9/10).

Mungkin, Israel bisa menang atas Liechtenstein, namun untuk menang atas Italia dan Spanyol?

Peluangnya sangat kecil. Apalagi, Italia juga harus memenangi tiga laga sisa, termasuk versus Israel.

PRAKIRAAN FORMASI

ITALIA (4-2-4): Buffon; Darmian, Rugani, Barzagli, D'ambrosio (B); Verratti, De Rossi (Gb); Candreva, Immobile, Belotti, Insigne (P). Cadangan: Donnarumma, Perin, Zappacosta, Astori, Conti,, Parolo, Pellegrini, Bernardeschi, El Shaarawy, Gabbiadini, Eder. Pelatih: Gian Piero Ventura.

ISRAEL (4-3-3): Glazer (K); Bitton, Benhaim, Tzedek, Davidzada (B); Kabha, Ohana, Melikson (G); Cohen, Benayoun, Hemed (P). Cadangan: Harush, Klaiman, Tawatha, Elhamed, Danino, Benayoun, Natkho, Refaelov, Einbinder, Kelthens, Shechter, Ben Haim Ii, Solomon. Pelatih: Elisha Levy

PREDIKSI BOLA: 60-40

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P