Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Timnas U-19 Indonesia berhasil meraih kemenangan telak sembilan gol tanpa balas atas Filipina.
Laga itu merupakan partai kedua Grup B Piala AFF U-18 yang berlangsung di Stadion Thuwunna, Yangon, Myanmar, Kamis (7/9/2017).
Kekalahan telak Filipina membuat Pelatih Bhayangkara FC Simon McMenemy ikut berkomentar.
Simon tidak kaget dengan kekalahan yang dialami Filipina itu.
Menurut pria asal Skotlandia ini, pembinaan usia muda di Filipina berbeda dengan di Indonesia.
Kata Simon, di Filipina tidak ada pembinaan usia muda seperti di Tanah Air.
(Baca Juga: Gagal Rebut Emas SEA Games 2017, Ada Kabar Mengejutkan dari Timnas U-22 Malaysia)
Ketika ada turnamen usia muda, federasi sepak bola di sana hanya memanggil pemain-pemain yang masih sekolah.
"Saya tidak kaget dengan hasil kemenangan telak Indonesia atas Filipina," ucap Simon kepada BolaSport.com dan SuperBall.id di Stadion Patriot, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (8/9/2017).
A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on
"Di sana itu, pembinaan usia mudanya tidak ada seperti di Indonesia. Jadi para pemainnya itu hanya diambil dari anak-anak SMP dan SMA," tuturnya.
Simon berbicara seperti itu dikarenakan ia pernah menukangi tim senior Filipina pada Piala AFF 2010.
Saat itu, skuat Simon terdiri dari beberapa pemain naturalisasi seperti Philip Younghusband dan James Younghusband.
(Baca Juga: Dua Pesepak Bola Berparas Tampan Selamatkan Timnas Filipina dari Kekalahan)
Untuk pemain di level junior dan senior itu sangat berbeda menurut pandangannya.
Jika ada turnamen untuk pemain senior, maka federasi sepak bola Filipina lebih memilih mencari pemain dari luar negeri.
"Jadi di sana itu lebih senang untuk mencari pemain asing untuk naturalisasi," ujar Simon.
"Lihat saja skuat senior Filipina saat ini, rata-rata pemain naturalisasi. Untuk pemain mudanya tidak ada kompetisi usia dini," katanya menerangkan.