Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Isu pengaturan skor kembali muncul seusai media Singapura, The Straits Times, melaporkan bahwa indikasi pengaturan skor di SEA Games 2017 tercium pada tiga laga.
Ketiga laga tersebut adalah Malaysia menghadapi Laos, Vietnam kontra Kamboja, dan Thailand versus Kamboja.
Kecurigaan muncul karena kepada The Straits Times, tiga analis dari perusahaan pemantau perjudian, mengungkapkan bahwa dalam pertandingan-pertandingan tersebut tampak ada aksi-aksi yang tidak wajar.
Aksi-aksi itu juga mengarah pada diaturnya hasil akhir.
(Baca juga: Singapura Pesta Gol dan Thailand Kerja Keras untuk Menang di Laga Ketiga Piala AFF U-18)
Salah satu analis, Ivo Romane, yang juga mantan konsultan integritas UEFA, mengutarakan bahwa ia melihat tanda-tanda pengaturan skor tersebut saat malaysia menang 3-1 atas Laos.
"Saat skornya sedang 2-1, satu-satunya skor yang dipertaruhkan adalah 3-1. Malaysia menang 3-1 lewat gol di menit-menit akhir adalah hal yang sangat tidak biasa, itu namanya spot fixing," ujar sang analis tersebut.
Ternyata pengaturan skor memiliki tiga jenis, salah satunya spot fixing yang diutarakan Ivo Romane.
(Baca juga: Timnas U-19 Pesta Gol, Fan Sepak Bola Malaysia Memuji Sekaligus Menantang)
Seperti dilansir dari hukumpedia.com, Norwegia mencoba membagi pengaturan skor ini menjadi tiga kategori, yaitu:
1. Match fixing: suatu jenis pengaturan hasil akhir yang bersifat konvensional (suatu tim atau atlet individu dibayar untuk "sengaja" kalah).
2. Spot fixing: suatu jenis pengaturan pertandingan pada saat-saat tertentu ketika jalannya pertandingan (misalnya: tendangan sudut dalam sepak bola) yang tidak selalu mempengaruhi hasil akhir pertandingan.
3. Point shaving: suatu jenis pengaturan hasil akhir pertandingan, tetapi bukan merupakan hasil akhir (maksudnya pemain dibayar untuk memastikan bahwa timnya tidak mengalahkan dari tim lawan lebih dari 10 gol).
(Baca juga: Dua Pesepak Bola Berparas Tampan Selamatkan Timnas Filipina dari Kekalahan)
Pengaturan skor terkadang disebut juga manipulasi pertandingan.
Hal ini berarti menghapus ketidakpastian hasil suatu pertandingan, atau dengan kata lain hasil pertandingan sudah dapat ditentukan.
Dilansir dari hukumpedia.com, prinsipnya pengaturan skor ini merupakan masalah yang sangat berbahaya.
Bahkan Security Director FIFA, Ralf Mutschke mengatakan, bahwa manipulasi pertandingan merupakan ancaman global yang sangat signifikan merusak integritas sepak bola.