Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Fisioterapis Vs Tukang Urut, Warisan Kebiasaan Lama

By Sabtu, 16 September 2017 | 08:52 WIB
Andik Vermansah mengalami cedera saat Piala AFF 2016. (instagram @andikvermansah)

Saat fisioterapi sudah sangat berkembang seperti sekarang, nyatanya masih ada pesepak bola nasional yang tetap pergi ke tukang urut saat mengalami cedera. Hal ini diyakini sebagai buntut dari kebiasaan lama.

Penulis: CW-1/Suci Rahayu

“Dahulu, saat belum marak fisioterapi, para pemain pergi ke tukang urut saat cedera. Jangan heran jika sekarang banyak pemain yang masih tergantung pada tukang urut karena itu sudah turun temurun,” ujar Erwin Aripudin, fisioterapis PS TNI.

Penyembuhan melalui fisioterapi memang cenderung menghabiskan waktu yang lebih lama.

Terkadang, banyak pemain yang tak sabar sehingga pergi ke tukang pijat tradisional.

“Ada pemain yang sudah ditangani fisio kemudian tidak sabaran, lalu pergi ke tukang urut. Itu sangatlah berisiko bagi pemain. Pengobatan melalui tukang urut memang lebih cepat akan tetapi jaringan yang terkena cedera nantinya sulit beregenerasi,” ujar Ari Sudarsono, fisioterapi Bhayangkara FC.

“Perlu pengawasan ketat dari klub. Akan tetapi, masih ada klub Liga 1 yang justru masih percaya tukang urut. Perlu diketahui juga, hanya 25 persen klub Liga 1 yang fisioterapisnya dari sarjana, sisanya hanya tukang urut," ujar Ari.

(Baca Juga: Waduh, Pesona Kim Kurniawan Kembali Makan Korban)

Fisioterapis Madura United, Erwan, mengakui bahwa Madura United masih menggunakan jasa tukang urut untuk menyembuhkan.

Bagi Erwan, jika cedera pemain tidak terlalu parah, tukang urut sudah dirasa cukup untuk menyembuhkan pemain.