Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pada Ronde II Kejurnas dan Kejuaraan Terbuka Lintas Alam Paralayang 13-17 September 2017, angin sebenarnya layak untuk lepas landas dengan baik, berkisar 10-15 km/jam.
Namun, Jumat (15/9) kemarin, perubahan angin yang mendadak kencang membuat banyak pilot terjungkal saat lepas landas di Bukit Joglo, Desa Sendang, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.
Tugas yang berjarak 67 km menjadi semakin sulit diselesaikan karena angin dari depan yang semakin kencang.
Di sisi timur lokasi lepas landas, sebanyak 30 pilot berkelompok dan tidak bergerak selama hampir 2 jam karena angin berkecepatan 33 km/jam.
Melihat kondisi rekan-rekannya demikian, hingga waktu lepas landas ditutup pada pukul 15.00 WIB, sebanyak 24 pilot memilih untuk tidak terbang.
Meski tidak ada satupun pilot yang berhasil mencapai radius akhir (goal), mereka tetap mendapat nilai berdasarkan jarak yang sudah mereka tempuh.
Salah satu peserta dari luar negeri yang hadir adalah pilot putra senior Thailand, Sarayut Chinpongsatorn.
Ia merupakan peraih medali emas nomor Lintas Alam SEA Games 2011 Indonesia.
Sarayut Chinpongsatorn membuktikan ia sudah akrab dengan alam Indonesia dan berada diperingkat kelima.
Bagi Sarayut, pengalaman pertama terbang di Wonogiri sangat menantang dan menyenangkan.
“Mengikuti sebanyak mungkin kejuaraan di Indonesia sangat penting bagi pilot Thailand, sebagai persiapan menjelang Asian Games 2018,” ujarnya seperti disampaikan Tagor Siagian, Humas PB FASI (Pengurus Besar Federasi Aero Sport Indonesia) kepada BolaSport.com.
“Selain agar terbiasa dengan cuaca dan kondisi angin, kami jadi lebih mengenal karakter terbang para pilot tuan rumah,” ucapnya.
Berprofesi sebagai pilot pesawat komersil Boeing 787, ia diberikan izin khusus oleh maskapainya untuk mengikuti kejuaraan di Wonogiri demi “tugas kerajaan”.
Selain mengukur kemampuan calon lawan di AG 2018, mengikuti sebanyak mungkin lomba lintas alam menjadi penting bagi pilot-pilot Asia.
Hal tersebut untuk menaikkan peringkat Asia-Oceania FAI (Federasi Aeronautika Internasional), induk olahraga dirgantara dunia.
Indonesia, yang menempati peringkat teratas dunia nomor Ketepatan Mendarat kelas beregu, perlu memberi pengalaman sebanyak mungkin pilotnya di nomor Lintas Alam (Cross Country).
Hal tersebut perlu demi mengamankan sasaran merebut tiga medali emas cabang Paralayang AG 2018.