Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pebulu tangkis tunggal putri nasional, Gregoria Mariska Tunjung diharapkan berani mengubah pola permainannya.
Hal ini disampaikan oleh Pelatih tunggal putri bulu tangkis Indonesia, Minarti Timur.
Alasannya, pola permainan yang berbeda bisa membuat kans Gregoria untuk memenangi pertandingan semakin besar.
Hal ini digarisbawahi Minarti usai kekalahan Jorji, sapaan Gregoria, di babak kedua Korea Selatan Terbuka Super Series 2017 kemarin.
Minarti menilai, Gregoria kalah gara-gara takut bermain dengan polayang lain.
Minarti berharap, Gregoria bisa belajar dari kesalahan itu dan bisa memperbaikinya di Jepang Terbuka Super Series 2017 yang akan berlangsung mulai Selasa (19/9) besok.
"Gregoria harus harus berani mencoba walaupun susah. Kalau tidak, dia akan terus ditekan dan tidak bisa bangkit. Lawan juga akan dengan mudah membaca permainan dia,” kata Minarti seperti dikutip Bolasport.com dari Wartakota.
Minarti mencontohkan kejadian saat Gregoria melawan Pui Yin. Jorji yang punya karakter bermain menyerang di depan net nampak keteteran saat Pui Yin berhasil mematahkan serangan-serangannya.
Menurut Minarti, jika sudah buntu di depan, maka harusnya Gregoria berani bermain di belakang. Sayang, hal itu tidak dilakukan.
"Dia tetap mau ngadu main di depan terus. Gregoria harus bisa lebih fleksibel. Apalagi kalau main di lapangan yang kalah angin, dia akan lebih diuntungkan kalau main di belakang.
"Dia tidak berani main di belakang. Ketika main di lapangan yang menang angin, dia takut bolanya out. Begitupun di lapangan yang kalah angin. Dia harus bisa berubah, " kata Minarti.
Di Jepang, Gregoria kembali akan bermain mulai dari babak kualifikasi.
Sementara pebulu tangkis putri Indonesia lainnya, Fitriani, sudah harus menemui tembok tinggi di babak pertama.
Melawan Ratchanok yang boleh dibilang unggul segalanya, Minarti tetap menekankan bahwa Fitri harus berani bermain lebih keras lewat reli-reli panjang sembari menunggu kesempatan tepat untuk mematikan lawan.
Akurasi pukulan, yang notabene kerap menjadi masalah utama Fitri, juga harus mulai dihilangkan.