Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Indonesia adalah salah satu negara yang masih tetap setia mempertahankan budaya lokal di setiap event internasional yang diselenggarakan.
Event sepeda internasional Tour de Ijen 2017 yang diselenggarakan 26-30 September bakal menjadi salah satu acara yang bakal mempertahankan kearifan lokal tersebut.
Salah satunya, kata Guntur, adalah prosesi pelepasan yang akan dilakukan di Pondok Pesantren Blokagung yang merupakan pondok pesantren terbesar di Banyuwangi.
"Itu ada di etape empat dari Blokagung menuju kantor Bupati Banyuwangi. Nanti santri-santri di sana akan melepas peserta dengan menggunakan sarung khas, " kata Guntur.
Tak hanya itu, Guntur menjelaskan, di setiap titik start etape lain pihak panitia juga menaksimalkan potensi lokal Banyuwangi, seperti waduk Bajulmati di etape pertama, Doesoen Kakao di etape dua, dan Tempat Pelelangan Ikan Muncar.
Total empat etape tersebut mencapai jarak 533 kilometer.
Menjadi tahun keenam penyelenggaraan Tour de Ijen, Guntur menyatakan bahwa seluruh kekurangan yang ada di event terdahulu sudah diperbaiki.
"Berbagai ruas jalan sudah diperbaiki, dan ada juga yang dilebarkan. Titik-titik khas Ijen, seperti tanjakan lereng Ijen, dan pesona api biru di kawah Ijen juga akan kembali dilewati, " kata Guntur.
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar menambahkan, peserra Tour de Ijen kali ini melibatkan 20 tim balap sepeda dari 29 negara itu, antara lain Iran, Jepang, Afrika Selatan, Prancis, Italia, Belanda, Rusia, Irlandia, dan Swiss.
Dengan kearifan lokal yang ditonjolkan, Abdullah yakin Tour de Ijen 2017 bisa membuat Ijen kian populer sebagai destinasi wisata internasional.
"Event ini adalah salah satu ajang sport tourism yang spesial bagi Banyuwangi sebagai sarana promosi pariwisata yang efektif di dalam negeri dan mancanegara, " katanya.
Berita ini telah tayang di Wartakota Online dengan judul: Event Internasional Rasa Kearifan Lokal