Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Lokasi Gunung Telemoyo di Ambarawa, Semarang (Jawa Tengah) menjadi arena Kejuaraan Kelas Terbuka Kejuaraan Internasional Gantole Piala Telemoyo III 2017 pada 17-24 September 2017.
Saat mengunjungi lokasi lepas landas (take off) di Gunung Telomoyo pada Jumat (22/9/2017), Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, sangat antusias digelarnya Piala Telomoyo sejak 2014.
"Ajang ini sangat bermanfaat bagi pengembangan wisata olahraga dirgantara dan meningkatkan kemampuan atlet olahraga udara Jawa Tengah,” ujar Ganjar Pranowo.
Kejuaraan yang berlangsung 6 ronde tersebut diikuti 37 pilot dari 9 provinsi; yakni Banten, DKI Jaya, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera Barat, Kalaimantan Selatan dan Kalimantan Timur.
Event ini juga melibatkan pilot dari 3 negara; Australia, Jepang dan Korea Selatan.
Ganjar Pranowo berjanji akan memperbaiki infrastruktur sarana jalan menuju lokasi lepas landas yang kondisinya sangat buruk dan berlubang.
Dibutuhkan 50 menit dari gerbang bawah hingga lokasi take off.
Direktur Lomba, Tove Heaney, Juara III Kelas Putri Kejuaraan Dunia 2012, yang sudah terlibat sebagai pengawas teknis lomba sejak 2014, sangat rajin mempromosikan Piala Telomoyo ke pilot-pilot peringkat atas dunia.
“Sesuai naluri pecinta olahraga alam dan petualangan, menjelajahi tempat-tempat baru di seantero dunia selalu menjadi tantangan," ujar Tove Heaney. "Penerbang olahraga gantole di Eropa dan Amerika penasaran terbang di luar ranah mereka."
"Daya tarik alam, budaya, kuliner, dan sejarah menjadi alasan pendukung yang kuat untuk mau terbang di Indonesia," ujar Tove Heaney, seperti disampaikan Tagor Siagian, Humas PB FASI (Pengurus Besar Federasi Aero Sport Indonesia), kepada BolaSport.com.
Menurut Tove Heaney, kejuaraan ini juga sangat bermanfaat guna meningkatkan keterampilan para pilot lokal.
Ia menyebut event ini merupakan kesempatan besar dan langka untuk beradu teknik dengan pilot asing.
"Saya ingin pilot Indonesia terbiasa dengan peraturan dan disiplin lomba internasional, agar mereka siap mengikuti kejuaraan di mancanegara,” ucapnya.
(Baca Juga: Tottenham Hotspur Harus Perlakukan Harry Kane Sama dengan Gareth Bale)
Tove selalu terkesima dengan kemampuan teknis lepas landas para pilot lokal.
“Banyak pilot Barat untuk lepas landas saja masih berantakan. Pilot Indonesia tinggal meningkatkan kecekatan mencapai titik dan ketahanan fisik menyelesaikan soal."
"Hal itu pasti akan membaik kalau mereka sering ikut lomba lintas alam,” katanya lagi.
Grant Heaney, yang sejak 2014 menjadi peserta, menyukai tantangan alam Telomoyo.
“Di daerah asal saya tidak ada gunung. Jadi, selalu ada pengalaman baru dan seru setiap terbang di Telomoyo,” ujarnya.
Pada 2015, Grant sempat tersedot awan hujan.
Khawatir terkena petir, ia segera berusaha melepaskan diri meski susah payah.
Saat mendarat, wajahnya pucat. Hal itu cukup menggambarkan betapa mengerikan pengalamannya.
(Baca Juga: 5 Pemain Raja Udara di Liga Inggris, Salah Satunya Hanya Bertinggi 178 Cm)
Untuk mengenalkan obyek wisata kepada para pilot peserta, beberapa titik harus mereka lewati di antaranya; Musium Kereta Ambarawa, Jembatan Tuntang (Bawen), Kampoeng Java (pabrik air mineral Java) dan Benteng Pendem.
Garis akhir (goal) adalah radius sekitar Desa Pojoksari, di persawahan di kawasan perumahan Green Ambrawa Residence, di jalan raya Semarang menuju Salatiga.
Daerah itu merupakan pusat segitiga Joglosemar (Jogjakarta-Solo-Semarang), tiga kota terbesar di Jawa Tengah, jalur yang tak asing bagi para wisatawan dalam negeri.
Hasil Piala Telomoyo III 2017:
Kelas Umum:
1. Grant Heaney (Australia): 5571
2. Jae sun Moon (Korea Selatan): 4716
3. Junki Jung (Korea Selatan): 4583
4. Roy Sadewo (DKI Jaya): 3577
5. James Atkinson (Australia): 3439
6. Aji Enoh (Banten): 3151
7. Rijalul Fathani (Sumatera Barat): 2900
8. Herda Eka (Jawa Timur): 2680
9. Riko Bahiuddin Saputra (Jawa Barat): 2526
10. NSR Yalatief M. (Sumatera Barat): 2365
Kelas Floater:
1.Ridwan Jaelani (Jawa Barat): 4783
2. Ilham Firmansyah (Kalimantan Selatan): 4199
3. Roki Rogalo (Kalimantan Selatan): 4027
4. Fauzi Lukandi (DKI Jaya): 3924
5. Achmad Teguh Wibowo (Jawa Timur): 3775
6. Mohamad Agit Ariakusumah (Jawa Barat): 3757
7. Nastain (Jawa Timur): 3560
8. TB Husni Mubarak (Banten): 3504