Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sempat membela Timnas Indonesia rupanya tak menjamin masa depan seseorang untuk meraih sebuah kesuksesan.
Kondisi tersebut terjadi pada mantan pemain Timnas U-21 Indonesia, Fachri Firmansyah.
Fachri sempat mengikuti seleksi timnas U-19 di bawah asuhan Indra Sjafri bersama 30 pemain lainnya untuk menghadapi Piala AFF.
Sayangnya Fachri tidak lolos seleksi Timnas U-19 Indonesia.
Meski tak lolos di Timnas U-19, Fachri berhasil lolos ke Timnas U-21 Indonesia yang akan bertanding di turnamen COTIF di Spanyol.
(Baca Juga: Indonesia Pernah Ditolak Saat Pencalonan Diri Sebagai Tuan Rumah Piala Dunia 2022 Karena Hal Ini)
Petaka justru datang kepada mantan pemain Sriwjaya U-21 tersebut saat membela Timnas. Fachri mengalami cedera ACL saat membela Timnas U-21 Indonesia di Spanyol.
Melihat kondisi tersebut, Sriwijaya FC tak memperpanjang kontrak pemain tersebut.
Cedera parah tersebut mungkin jadi akhir dari karirnya sebagai pesepak bola. Karena usai kejadian tersebut Fachri tak lagi mendapat kesempatan menjadi pemain Timnas lagi.
Seperti dikutip BolaSport.com dari Tribun-Timur.com, Fachri mengaku sempat mengalami tekanan batin.
Bahkan kabarnya Fachri sempat membeci sepakbola atas tragedi itu. Apalagi ia merasa tak diperhatikan PSSI oasca cedera tragis yang dialaminya.
Untuk menenangkan diri, akhirnya ia sempat mondok mendalami ilmu agama di Pondok Pesantren Attahdzib di daerah Rejoagung, Ngoro, Jombang.
Setahun setelah mengalami tragedi cedera parahnya tersebut, Fachri mulai berusaha untuk mencari pekerjaan di luar sepakbola.
Fachri awalnya bekerja sebagai seorang satpam, namun kemudian pindah kerja di kawasan di Rungkut Industri.
(Baca Juga: Ada Pelatih Berdarah Indonesia di Liga Champions 2017-2018, Bahkan Ia Mantan Pemain Barcelona)
Sempat menjadi kuli panggul LPG di Rungkut Industri. Bersama 12 teman lainnya, setiap hari dia angkat-angkat LPG ke 20 truk.
Mantan pemain Sriwijaya FC U-21 lantas mencoba kembali melamar menjadi satpam. Ia sempat mengalami kendala saat menjalani tes fisik.
Anak tunggal dari pasangan Heri Purwoko dan Muryati ini kemudian diterima menjadi satpam yang bertugas menjaga bekas kantor milik pabrik rokok ternama asal Kediri.
Fachri mengaku dengan gaji sebagai satpam sulit untuk bisa menjalani terapi untuk memulihkan cideranya.