Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Membubarkan Satlak Prima Bukanlah Solusi Kata Yayuk Basuki

By Imadudin Adam - Senin, 9 Oktober 2017 | 07:07 WIB
Petenis nasional, Yayuk Basuki, mencium medali saat berhasil menjadi juara pada ajang Asian Games 1998 di Bangkok, Thailand. (Dok. BOLA)

Kemudian, kata Yayuk, masalah keuangan yang terlambat dikucurkan karena terhambat birokrasi.

"Saya banyak sekali menerima aduan dari atlit beberapa cabang olahraga, kenapa uang akomodasi banyak yang belum turun. Terus terang, masalah dana akomodasi ini saja belum tuntas sampai sekarang padahal SEA Games 2017 sudah selesai," urainya.

Semua kendala tersebut, ungkap Yayuk, bukan berada di Satlak Prima melainkan di Kemenpora. Sebab, Satlak Prima tugasnya membuat program dan mendesain agar cabang-cabang olahraga mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek).

"Satlak Prima ini merupakan program pemerintah yang waktu itu bernama Program Atlit Andalan (PAL) dimana saya menjadi Tim Monitoring. Makanya, saya paham benar dengan kinerja Pak Cipto yang tidak pernah "macam-macam" dan benar benar mau bekerja," ujar Yayuk.
 
"Apalagi, kemampuan beliau sudah terbukti saat memimpin PB PODSI dimana pedayung binaannya telah mengukir prestasi dengan meraih 3 emas pada Asian Games China 2010 dan dua perunggu pada Asian Games Incheon 2014 serta meloloskan dua pedayung ke Olimpiade Rio de Janeiro 2016," urainya.

Selain itu, kata Yayuk, keberadaan Satlak Prima sangat dibutuhkan dalam pengawasan. "Cabang-cabang olahraga tidak semuanya jujur dan perlu pengawasan. Kok, Satlak Prima yang bertugas untuk itu justru malah dikorbankan," ujarnya.

Sama halnya dengan mantan Deputi Kemenpora Joko Pekik Irianto, Yayuk juga sepakat terlalu riskan jika pemerintah membubarkan Satlak Prima mengingat waktu pelaksanaan Asian Games 2018 hanya tinggal 11 bulan lagi.

"Kalaupun ada induk-induk organisasi (PB/PP) yang mengatakan wah sekarang bagus anggaran akan langsung turun itu perlu juga diingatkan. Masalah pertanggungjawaban dana APBN itu berat dan tidak semua PB/PP akan mampu," ungkapnya.

Terkait pernyataan Sesmenpora Gatot Dewa Broto yang menyebutkan akan melibatkan KONI Pusat dalam melakukan verifikasi atlet, kata Yayuk, KONI tidak perlu dilibatkan lagi karena sudah tidak lagi terlibat dalam pembinaan atlet elit.

"KONI itu fungsinya untuk program pembinaan jangka panjang. Jadi, KONI tidak perlu dilibatkan karena Satlak Prima lah yang paling memahaminya," tandasnya.

Ke depan, kata Yayuk, perlu adanya revisi UU Sistem.Keolahragaan Nasional (SKN) menyangkut peran KONI, KOI, dan Satlak Prima.

"Saya menyoroti setidaknya ada 3 pasal yang perlu diamandemen setelah Asian Games.2018. Yakni, peran KONI, KOI dan Satlak Prima," selorohnya.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P