Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Dominasi pebulu tangkis tunggal putri Taiwan, Tai Tzu Ying, tampaknya hanya terjadi pada awal musim kompetisi 2017.
Keberuntungan Tai Tzu Ying dimulai di All England lalu berlanjut ke Malaysia dan Singapura.
Namun, langkah cemerlang tersebut mulai meredup sejak cedera mendera Tai Tzu Ying.
Pada 4 turnamen terakhir, tepatnya sejak tampil pada Indonesia Open, Juni lalu, Tai seakan kehilangan tajinya.
Gelar juara tunggal putri terbagi rata dari Jepang, India hingga Spanyol yaitu Sayaka Sato (Indonesia Terbuka), Nozomi Okuhara (Australia Terbuka), Pusarla Venkata Sindhu (Korea Terbuka), dan Carolina Marin (Jepang Terbuka).
Di sisi lain, Tai Tzu Ying tak pernah lagi mencapai partai final. Kali terakhir turnamen superseries yang digelar adalah Jepang Terbuka, 19-24 September lalu.
Keputusan untuk mundur dari Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2017 pun membuat Tai Tzu Ying gagal mempertahankan gelar.
(BACA JUGA: Perolehan Poin Tunggal Putri Lebih Ketat dari Sektor Milik Marcus Gideon/Kevin Sanjaya, Ini Buktinya)
Prestasi tertinggi Tai Tzu Ying dicapai setelah Singapura Terbuka 2017 adalah juara pada Universiade yang digelar di Taiwan pada Agustus silam.
Persaingan tunggal putri dunia semakin panas pada empat turnamen superseries terakhir menuju BWF Superseries Final yang akan digelar di Dubai pada 13-17 Desember 2017.
Tai Tzu Ying akan bertarung dengan Akane Yamaguchi (Jepang) yang saat ini menduduki peringkat 1 di peringkat destinasi Dubai.
Selain itu, ada pula Nozomi Okuhara (Jepang), Pusarla Venkata Sindhu (India), Carolina Marin (Spanyol), dan Sung Ji-hyun (Korea Selatan).
Ratchanok Intanon (Thailand) dan Sayaka Sato (Jepang) yang saat ini berada di urutan ke-7 dan ke-8, berpeluang menambah panas persaingan tunggal putri pada BWF superseries Final.