Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Achmad Soetjipto Siap Dicopot dari Jabatannya Sebagai Ketua Satlak Prima

By Imadudin Adam - Senin, 16 Oktober 2017 | 06:56 WIB
Ketua Satlak Prima Ahmad Soetjipto (Tribunnews.com)

 Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima), Achmad Soetjipto mengakui bahwa lebih baik dirinya dicopot dari jabatannya daripada Satlak Prima harus dibubarkan.

Sebelumnya pemerintah memiliki wacana untuk membubarkan Satlak Prima karena dianggap gagal membuat Indonesia mencapai target 4 besar dengan 55 emas pada SEA Games Malaysia 2017.

"Jika kegagalan SEA Games Malaysia 2017 dijadikan alasan, saya sebagai komandan siap bertanggung jawab. Jangan Prima yang dibubarkan, tetapi saya saja yang diganti dengan orang yg dinilai lebih baik, lebih profesional dan lebih dedicated. Hal itu demi kemajuan olahraga Indonesia ke depan," ungkap Achmad Soetjipto, Jumat (13/10/2017) seperti dikutip BolaSport.com dari Tribunnews.com.

Ya, rela dicopot dari jabatan sebagai bentuk pertanggungjawaban yang dilakukan Ahmad Soetjipto patut dijadikan tradisi di dunia olahraga Indonesia.

Mereka yang dinilai gagal mencapai misi harus diganti.

Menurut Pak Tjip, panggilan akrab Achmad Soetjipto, program Indonesia Emas adalah embrio dari suatu program pembinaan atlet elite di masa depan.

Semua negara yang sukses telah memilikinya, tentu yang sesuai dengan lingkungan budaya negara masing-masing.

Namun, karena investasinya besar maka sepenuhnya dipegang pemerintah.

"Tradisi ini harus dijalankan ke depan. Ganti saja nakhodanya jika gagal, bukan kapalnya yang dikaramkan. Akan sangat sulit bagi seorang pemimpin manakala sudah tidak dipercaya lagi," ujarnya.

Lantas, mengapa Achmad Soetjipto tidak ingin Prima sebagai kapal yang dinakhodainya selama ini dipertahankan?

"Perlu diketahui bahwa Satlak Prima itu sudah menyusun program pembinaan atlet elite dan perangkat-perangkatnya. Program yang dibuat pun tidak sembarangan dan bisa diuji kelayakannya."

"Kenapa? Karena kita mengacu kepada sistem lembaga sejenis dari negara negara yang sukses prestasinya. Ini kan investasi yang patut dipertahankan," katanya.

Diakui Achmad Soetjipto, program Prima memang belum sempurna. Namun, dia menyebut program tersebut bisa dijadikan acuan dalam mempersiapkan atlet menuju Asian Games 2018 yang tinggal 11 bulan lagi.

"Memang programnya belum sempurna benar, tetapi paling tidak kita tak memulai dari awal lagi dalam meningkatkan prestasi atlit elite."

"Apa yang sekarang ada di Prima itu adalah hasil peras otak dan investasi selama hampir 2 tahun. Sayang kan jerih payah itu dihilangkan," ujarnya.

Menurut Achmad Soetjipto, menyusun program kepelatihan atlet elite itu tidak mudah. Karena, hal itu hasil perkawinan antara pengalaman dan intuisi pelatih dengan aplikasi sports science baik berwujud penguatan dan pengkondisian untuk meningkatkan kapasitas fisik atlet tanpa dibarengi risiko cedera.

Begitu juga management recovery modern, monitoring tingkat kelelahan, pola hidup, respons, dan adaptasi atlet.

"Pekerjaaan teknis yang sangat memerlukan detail perencanaan dan harus berkesuaian dengan program inti dari para pelatih," tuturnya.

Demikian juga dalam menentukan kesenjangan performa dan menyusun rekayasa kepelatihan.

Dia menyebut diperlukan pengukuran dan ketelitian tinggi baik dari aspek biomekanika, phisiologi, maupun analisa performa ditambah dengan status psychologi atau tuntutan mental juara.

 Monitoring dari waktu ke waktu dilakukan secara detail dan benar dengan memerlukan perangkat yang lain dari biasanya.

"Kegiatan monitoring Prima tidak sama seperti kegiatan monitor dan evaluasi (monev) yang dilakukan selama ini. Itulah yang membedakan Prima dari yang lain," katanya.

Selain itu, Satlak Prima juga telah menyusun integrated athlete monitoring system yang bertumpu pada aplikasi android dirangkum dengan adopsi dari visual coaching program.

"Kalau program yang telah disusun itu dipadukan dengan sistem dukungan administrasi dan keuangan yang andal, hasilnya akan tampak nyata. Semuanya bisa diukur dengan parameter yang jelas," ucap Achmad Soetjipto.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P