Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kesejahteraan di masa senja merupakan hal yang diidam-idamkan banyak atlet Indonesia yang tak lagi berperang di lapangan.
Salah satu yang berharap mendapat perhatian dari pemerintah adalah Grand Master Catur, Ardiansyah.
Pecatur yang lahir di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, tersebut mengaku jika tak sedikit para veteran olahraga yang merana di hari tua.
"Apalagi mantan atlet yg saat ini tidak memiliki pekerjaan, hidupnya akan lebih sulit," ujar Ardiansyah seperti dalam informasi yang didapat BolaSport.com.
Di tengah perjuangan mendapat kesejahteraan dan bertahan hidup melawan kanker hati yang diderita, Ardiansyah menghembuskan nafas terakhir pada Sabtu (28/10/2017).
Nasib kurang beruntung ternyata tidak hanya menimpa atlet Indonesia.
Beberapa waktu yang lalu sempat muncul berita mengenai seorang atlet Inggris yang melamar pekerjaan sebagai pelayan salah satu kedai kopi.
(Baca Juga: Di Luar 8 Besar, BWF Superseries Finals 2017 Jadi Terbang yang Tertunda bagi Angga Pratama/Ricky Karandasuwardi)
Adalah Gail Emms yang merupakan peraih medali perak Olimpiade Athena 2004 di cabang olahraga bulu tangkis.
"Jika Anda melihat saya menjadi barista di Starbucks, jangan pikir saya sedang bercanda. Saya memang telah menjadi pelayan paru waktu di kedai kopi tersebut," tutur Gail Emms seperti dikutip BolaSport.com dari Express.
(Baca Juga: Pernah Meraih Medali Perak di Olimpiade, Nasib Pebulu Tangkis Cantik Ini Berakhir Menyedihkan)
Nasib kurang beruntung bagi veteran atlet tampaknya menjadi masalah yang mendunia.
Tak hanya di Indonesia, bahkan Britania Raya pun masih berjuang menyejahterakan atlet yang membawa jaya bendera negara di masa emasnya.
A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on