Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Yogyakarta menargetkan peringkat tujuh saat mengikuti Pekan Paralympic Pelajar Nasional (Peparpenas) VIII 2017 di Solo. Posisi itu tidak berubah dibandingkan saat kontingen Yogyakarta tampil di Bandung, dua tahun lalu.
“Kali ini, DIY menurunkan 22 atlet. Target kami tidak berubah. Dengan mengandalkan cabang bulu tangkis dan tenis meja, kami berharap bisa mempertahankan peringkat tujuh atau memperbaiki posisi,” kata Haryanto, Ketua National Paralympic Committee (NPC) DIY.
Peparpenas di Solo diselenggarakan mulai Sabtu (10/11/2017) sampai Senin (13/11/2017).
DIY sendiri hanya turun di empat cabang dari tujuh yang dipertandingkan, yaitu bulu tangkis, tenis meja, atletik, bocia, atau absen di cabang renang serta catur.
(Baca Juga: Hadiri Pernikahan Kahiyang Ayu, Liliyana Natsir Malah Terpesona dengan Presiden Joko Widodo)
Di cabang tenis meja, DIY menurunkan atlet nasional Dwi Harjianto yang meraih perak di ASEAN Para Games (APG) 2017.
“Dwi menjadi andalan kami untuk mendulang emas. Untuk catur terpaksa absen karena Gayuh Satrio yang menjadi andalan DIY sudah lulus SMA,” ujar Haryanto.
Kepala Balai Pemuda dan Olahraga (BPO), Disdikpora DIY, Edy Wahyudi mengatakan, atlet sebaiknya tidak perlu memikirkan hasil akhir Peparpenas.
Terpenting, atlet mengeluarkan seluruh kemampuan terbaik di pertandingan.
(Baca Juga: Widiyantoro Sampaikan Salam Kangen, Netizen Langsung Baper!)
“Tidak usah dipikirkan hasil akhirnya. Yang penting, atlet tampil semaksimal mungkin. Dan untuk pertama kali, pelatih dan guru yang bertugas yang selama ini mendampingi atlet,” kata Edy.
Menurut dia, pencapaian prestasi atlet difabel tidak hanya ditentukan teknik dan fisik tapi juga nonteknik, seperti pendampingan atlet.
“Bila atlet sudah mengenal siapa yang mendampinginya, mereka bisa lebih tenang dan fokus saat bertanding. Sebelumnya yang mendampingi atlet bukan mereka yang mendampinginya selama masa persiapan. Jadi atlet malah kurang nyaman,” ujar Edy.