Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Ada banyak kakek di dunia ini, tetapi kakek yang satu ini lain daripada yang lain.
Dia adalah Darmiyanto. Kakek berusia 82 tahun ini adalah seorang tukang becak yang biasa mangkal di Jalan Pemotongan dan Jalan Jenderal Sudirman, Salatiga, Jawa Tengah.
Di usianya yang tidak lagi muda, Darmiyanto yang akrab dipanggil Mbah Dar mampu membuat negeri ini bangga.
Mbah Dar mampu mengukir prestasi membanggakan di ajang lomba lari internasional.
(Baca Juga:Ini Bukti Kehebatan dan Prestasi Liliyana Natsir yang Tidak Bisa Ditampung Kebijakan 280 Karakter Twitter)
Pada lomba lari bertajuk "Sudamericano Master de Atletismo 2017" yang digelar di Kota Santiago, Chile, tercatat ada 21 negara yang ambil bagian.
Di antaranya negara itu adalah Meksiko, Kosta Rika, Ekuador, Australia, Panama, Italia, Brasil, Kolombia, Argentina, dan tentu saja Indonesia.
Indonesia mengirimkan 6 atlet yang tergabung pada Persatuan Atlet Master Indonesia (PAMI).
Selain Darmiyanto, ada juga Hartini Joko, Suwandi, Ockben Saor Sinaga, dan Julia Jacob.
Tercatat Suwandi meraih dua keping medali emas untuk lari nomor 100 meter dan lompat jauh, Hartini Joko satu medali perunggu untuk momor lempar cakram W80, dan Darmiyanto berhasil meraih medali perunggu untuk nomor lari 10.000 meter.
Pengumuman para pemenang turnamen ini dilakukan pada 8 November lalu.
Mbah Dar dikenal sebagai seorang pelari yang sarat dengan prestasi.
(Baca Juga:Hari Pahlawan, Tontowi Ahmad Unggah Ini di Instagram, Netizen: Terima Kasih Pahlawan Olahragaku)
Mbah Dar bahkan memiliki kebiasaan unik sebelum ke tempat mangkal becaknya.
"Saya lari pulang pergi dari Suruh ke Salatiga. Rutenya setiap hari berubah agar tidak bosan. Dengan berlari badan saya tetap sehat," kata Mbah Dar dikutip BolaSport.com dari Kompas.
Kebiasaan yang terus dilakoninya tersebut, membuat Mbah Dar mampu menjuarai berbagai lomba lari mulai nomor lari jarak pendek, menengah 5.000 meter hingga 10.000 meter, dan lari maraton.