Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pertandingan Carolina Marin versus He Bingjiao menciptakan drama yang mengingatkan pada final Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2017.
Marin butuh lebih dari satu jam 30 menit untuk mengakhiri perlawanan He yang bermain di depan publik sendiri.
Hal ini tak jauh berbeda dari final BWF World Championships 2017 yang mempertemukan Nozomi Okuhara dengan Pusarla V. Sindhu.
Kala itu, Okuhara dan Sindhu bermain hampir dua jam untuk menentukan siapa juara dunia tunggal putri 2017.
(Baca Juga: China Open 2017 - Tunggal Putri Ini Lalui 2 Finalis Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2017 dan Rebut Tiket Semifinal)
Berikut ini 3 fakta yang membuat laga Marin versus He layak disamakan dengan final kejuaraan dunia bulu tangkis 2017:
1. Pertemuan Unggulan 4 dan 7
Baik pertandingan Marin versus He maupun Okuhara melawan Sindhu sama-sama mempertemukan unggulan ketujuh dan keempat.
Marin dan Sindhu adalah tunggal putri unggulan empat di turnamen tersebut.
(Baca Juga: Lanjutkan Tradisi, Ini Nomor Pilihan Sang Juara F1 di Kejuaraan Musim Depan)
Sedangkan, He dan Okuhara menempati unggulan ketujuh.
Hanya saja di kejuaraan dunia sang juara dipegang oleh unggulan tujuh tetapi di babak kedua China Open 2017 kemenangan milik unggulan empat.
2. Pertandingan Terlama
Pertandingan Sindhu versus Okuhara dinobatkan sebagai pertandingan terlama sepanjang turnamen Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2017.
Okuhara menghabiskan waktu satu jam 50 menit untuk memastikan gelar juara dunia tunggal putri 2017.
(Baca Juga: China Open 2017 - Marcus/Kevin Jadi Wakil Pertama Indonesia yang Maju ke Semifinal)
Hingga hari keempat China Open 2017, Marin versus He untuk sementara memegang rekor pertandingan terlama dengan waktu satu jam 32 menit.
3. Skor 22-20 Jadi Penentu Kemenangan
Kemenangan Okuhara dan Marin ternyata sama-sama ditentukan oleh angka 22-20 di gim ketiga.
Okuhara menang atas Sindhu dengan skor 21-19, 20-22, dan 22-20.
Kemudian Marin menghentikan langkah He dengan skor 21-15, 22-24, dan 22-20.