Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) telah mengambil tindakan tegas terkait skandal match fixing yang terjadi di Indonesian Basketball League (IBL) musim lalu.
Melalui surat bernomor 508/XI/PP/2017, Perbasi menjatuhkan larangan terlibat dalam segala kegiatan basket di Indonesia kepada sembilan nama.
Sembilan nama tadi terdiri dari delapan orang pemain dan seorang ofisial tim.
Meski Perbasi telah menjatuhkan hukuman kepada sembilan nama tersebut, namun pihak IBL juga telah mengeluarkan keputusan tersendiri terkait skandal match fixing ini.
(BACA JUGA : Soal Skandal Match Fixing, IBL Beri Hukuman Berbeda dari Perbasi)
Dilansir BolaSport.com dari IBL Indonesia, manajemen IBL memberikan hukuman berupa larangan tampil di liga basket Indonesia seumur hidup.
"Hukuman ini harus diberikan karena mereka melakukan tindakan yang tak bisa ditolerir," kata Hasan Gozali selaku Direktur IBL.
Pengambilan keputusan ini berlandaskan pada peraturan pelaksanaan IBL bab 4 pasal 7 ayat 2 yang berbunyi :
"Apabila terdapat salah satu personel klub IBL yang terbukti melakukan game fixing (pengaturan skor), maka personel klub IBL tersebut akan dikenakan sanksi minimal Rp. 100.000.000 (seratus juta rupiah) dan tidak boleh mengikuti seluruh kegiatan PT BBI seumur hidup".
Hukuman berat ini diambil manajemen IBL agar dalam musim-musim berikutnya hal serupa tidak dapat terjadi lagi.
"Siapa pun yang terbukti melanggar akan terkena hukuman, termasuk pemain asing, wasit, hingga pemilik klub," ujar Hasan Gozali.