Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Perilaku yang dianggap tidak sportif terjadi saat salah seorang atlet gulat asal Iran berpura-pura kalah dari lawannya pada Kejuaraan Gulat Dunia Senior U-23 yang berlangsung di Polandia, Sabtu (25/11/2017).
Pegulat bernama Alireza Karimi-Machiani tersebut terlihat membiarkan lawannya menang meskipun sebenarnya dalam posisi unggul atas Alikhan Zhabrailov (Rusia).
Karimi-Marchiani memimpin dengan skor 3-2 namun keadaan berubah setelah sang pelatih berteriak kepadanya untuk mengalah.
Alasan dibalik tindakan tersebut adalah jika Alireza Karimi-Marchiani menang, dia akan menghadapi atlet Israel, Uri Kalashnikov, pada putaran selanjutnya.
Hal ini dikarenakan pandangan politik Iran yang tidak mengakui Israel dan melarang atlet-atletnya bertanding melawan wakil dari negara yang beribukota di Yerusalem tersebut.
The bitter tragedy of a nation summarised in less than 2 seconds:
— Damon Golriz (@DamonGolriz) November 26, 2017
Twice, his coach yells at him in Persian: “Ali bebaaz” (Ali #YouMustLose).
Why? Just to avoid confronting Israeli wrestler in the 1/4-final.
So very sad.
#باید_ببازی pic.twitter.com/TPeGfmsYGG
Karimi-Machiani sendiri sudah menunjukkan keengganannya untuk mengalah akan tetapi sang pelatih memaksa dengan melempar handuk ke dalam lapangan.
(Baca Juga: Tragis! Atlet Judo Ini Juara, tetapi Lagu Kebangsaan dan Benderanya Tak Dimunculkan)
Setelah kekalahan tersebut, Karimi-Machiani mengunggah video di akun instagram yang menunjukkan kekesalannya dengan tindakan pelatihnya itu.
"Diam adalah kekuatan terakhir. Anda tidak bisa mengambil hak kami," tulis Karimi-Machiani dalam unggahannya tersebut.
Akun instagramnya langsung dibanjiri komentar dari orang-orang yang bersimpati kepadanya.