Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Penyanyi kondang Tanah Air, Vidi Aldiano, menjadi keynote speaker di acara workshop kreatif Beat the Movement Road to Asian Games 2018 di Universitas Negeri Semarang pada Selasa (12/12/2017).
Workshop kreatif Beat the Movement Road to Asian Games 2018 diprakarsai oleh Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Vidi Aldiano memberikan pandangan kreatifnya tentang kegiatan dia sebagai penyanyi dan di luar bidangnya.
Salah satu kegiatannya sekarang adalah menjadi duta bagi Asian Games 2018.
Vidi menceritakan bagaimana ia menjalankan perannya sebagai agent of change tersebut.
"Change artinya perubahan, tentunya ke arah lebih baik," ujar Vidi di hadapan lebih dari 2.000 peserta dari daerah Semarang dan sekitarnya.
"Saat menyadari di negeri ini banyak masalah, kita harus bisa menjadi agent of solutions," tutur pria kelahiran 29 Maret 1990 ini.
(Baca Juga: Empuk-empuk Merdu, Theme Song Asian Games 2018 Versi Korea Selatan Ini Siap Manjakan Pendengaran Kamu)
Ia pun mengingatkan agar generasi muda harus bisa bersyukur terhadap hal-hal positif di hidup ini.
"Saya sering mengalami penolakan, apalagi di awal-awal karier saya. Setelah ditolak oleh 6 label paling besar di Indonesia, mental saya terpuruk," ujar Vidi.
"Namun, kedua orang tua saya sangat support, dan berkat doa ibu, saya bangkit dari rejection dan akhirnya buat label sendiri," lanjut pelantun lagu hits Datang dan Kembali ini.
Semangat positif tersebut juga dibahas oleh Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Menkominfo, Rosarita Niken Widiastuti.
Dalam sambutan pembuka acara, ia mengajak para hadirin untuk mengunggah konten-konten positif, terutama yang berkaitan dengan Asian Games 2018.
"Kita akan menjadi tuan rumah bagi 45 negara, mari tunjukkan berbagai kebaikan Indonesia. Contohnya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang baik, 5.2 persen, dan baik untuk investasi; Indonesia yang penuh keberagaman tapi tetap rukun, dll," tutur Niken.
Ia pun mengajak semua kalangan untuk bertanggung jawab dalam bermedsos.
"Kita harus bisa berempati, memperhitungkan dampak materi yang diupload; berintegritas, di mana semua harus otentik; dan arif yakni menyaring informasi sebelum kita menyebarkan konten tersebut," lanjutnya.