Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Pencarian Atlet Disabilitas Indonesia Sampai ke Lampu Merah

By Septian Tambunan - Senin, 25 Desember 2017 | 22:41 WIB
Ketua National Paralympic Committee DKI Jakarta, Welly Ferdinandus (kedua dari kiri) dan Deputi 3 Games Support Inapgoc, Adiati Nurdin (tengah), berpose bersama atlet NPC, Dylan Abraham, Kusnanto, serta Maria Goreti Samiyati dalam acara sosialisasi Asian Para Games 2018 di Cilandak Town Square, Jakarta, pada 22 Desember 2017. (SEPTIAN TAMBUNAN/BOLASPORT.COM)

Ketua National Paralympic Committee (NPC) DKI Jakarta, Welly Ferdinandus, mengutarakan proses pencarian atlet disabilitas dalam acara sosialisasi Asian Para Games 2018 di Cilandak Town Square, Jakarta, pada Jumat (22/12/2017).

National Paralympic Committee merupakan wadah untuk olahraga bagi penyandang disabilitas.

Namun, pencarian atlet ternyata tak semudah yang dipikirkan.

"Untuk atlet-atlet difabel memang perekrutannya menuntut banyak hal. Kami sebagai penggiat olahraga disabilitas harus jemput bola," kata Welly Ferdinandus kepada BolaSport.com.

"Berbeda dengan atlet pada umumnya yang bisa daftar ke klub, atlet difabel mesti diajak. Kita memberitahu mereka bahwa ada wadah untuk olahraga," ucap Welly.

Welly mengaku banyak dari kawan-kawan difabel meragukan kemungkinan untuk jadi atlet.

(Baca Juga: Terbanting karena Kereta Api, Atlet Balap Kursi Roda Indonesia Langsung Raih 3 Emas)

"Mereka nanya, 'Apa mungkin jadi olahragawan? Memang dengan olahraga bisa jadi apa? Sedangkan kami mempunyai kekurangan'," ujar Welly.

"Pada umumnya, orang yang ingin menjadi atlet berlomba-lomba daftar ke klub. Kalau di kami, timbul pertanyaan dari mereka," tutur Welly.

Pimpinan NPC DKI Jakarta yang berkantor di Jl. Pemuda No. 6 GOR Rawamangun Velodrome 5 ini pun membahas proses jemput bola alias menghampiri para calon atlet difabel.