Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Petenis asal Rusia, Maria Sharapova, kembali melayangkan kritik kepada Federasi Tenis Internasional (International Tennis Federation/ITF).
Menurut Sharapova, ITF dinilai gagal melibatkan pemain dalam pengambilan keputusan.
Sharapova melakukan comeback ke lapangan pada April 2017 setelah menjalani masa hukuman selama 15 bulan karena terbukti menggunakan doping.
Kembali bermain, Sharapova menyakini bahwa para pemain tidak dilibatkan dalam setiap keputusan termasuk dalam hal perubahan regulasi pertandingan.
(Baca Juga: 2 Wakil Indonesia yang Jadi Nomor 1 Dunia sampai Akhir 2017)
"Kepentingan tenis terus bertambah besar dan memang benar demikian. Akan tetapi, pemain tidak terlibat dalam percakapan terkait perubahan," kata Sharapova dikutip BolaSport.com dari Express.
Petenis berusia 31 tahun itu pun menceritakan bagaimana dia mengetahui perkembangan terbaru dari setiap perubahan yang terjadi di cabang olahraga tenis.
"Saya belajar tentang banyak hal melalui internet atau media online," sambung Sharapova.
Sepanjang tidak bermain di lapangan, petenis yang akrab disapa Masha itu kerap membuat catatan sebagai sesuatu yang sering dilakukannya untuk menghabiskan waktu.
"Saya terkadang tidak merasa enak saat tidak bermain. Hal itu membuat saya terkadang menulis di buku harian saya," kata Sharapova.
"Meski begitu, selama masa penangguhan, menulis saja masih terasa sulit. Hingga kemudian banyak orang di sekitar saya yang mengatakan kepada saya bahwa selama masa percobaan saya tumbuh sebagai pribadi," ucap Sharapova lagi.
Seusai mengalami masa-masa sulit selama penangguhan, peraih lima gelar Grand Slam itu pun mengatakan jika dirinya lebih siap terhadap skenario apapun yang terjadi dalam hidupnya.
A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on