Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Karena termasuk kategori mind games layaknya catur, olahraga bridge awalnya tidak disetujui untuk dipertandingkan di Asian Games 2018.
"Dewan Olimpiade Asia (OCA) sejak awal tidak setuju cabor Bridge dipertandingkan di Asian Games 2018. Bridge itu layaknya catur yang masuk kategori Mind Games," kata mantan Sekjen Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Hifni Hasan seperti dikutip Bolasport.com dari Tribunnews.com.
Namun PB GABSi tetap berjuang untuk membujuk OCA meskipun sebelumnya bridge tidak disetujui.
Lewat surat tetanggal 11 Oktober 2016 yang berisikan tentang kesanggupan PB GABSI menanggung biaya partisipasi atlet dari NOC dan biaya penyelenggaraan Asian Games itu akhirnya OCA menyetujui bridge dipertandingkan pada Asian Games 2018.
"Adanya surat garansi dari PB GABSI dan Bambang Hartono (pemilik Djarum) akhirnya disepakati Bridge bisa masuk Asian Games 2018," ungkap Hifni.
(Baca Juga: 22 Siswa Sulawesi Utara Berangkat ke Liga Bridge Siswa Nasional (LSBN) 2017)
Garansi jaminan itu juga disampaikan kepada Ketua Umum KOI, Erick Thohir.
"Saat itu, Oktober 2015 kan terjadi pergantian Ketua Umum KOI dari bu Rita Subowo ke pak Erick dan PB GABSI juga mempertegas komitmen menyanggupi menanggung seluruhnya," ujarnya.
Atas dasar itu, Hifni yang merupakan anggota Tim Verifikasi Deputi IV Kemenpora menyayangkan pernyataan Ketua Umum PB GABSI, Eka Wahyu Kasih terkait pemotongan anggaran pelatnas prioritas.
"Harusnya PB GABSI tidak perlu seperti itu. Kalau melihat surat tersebut ada atau tanpa bantuan pemerintah pelatnas bridge tetap berjalan," tuturnya.