Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kemesraan Korea Utara dan Korea Selatan adalah impian dunia, mengingat ketegangan mereka memengaruhi konstelasi keamanan bumi
Sejak Perang Korea pada 1950, Korea Selatan dan Korea Utara tak pernah akur.
Ketegangan mereka dianggap bisa menjadi ancaman keamanan dunia.
Apalagi, Korea Utara terus melakukan uji coba senjata nuklir dan ini dianggap sebagai ancaman dunia.
Bahka, setiap ketegangan di Semenanjung Korea selalu dianggap sebagai ancaman akan terjadi perang nuklir.
Sejak 2015, ketegangan terus memuncak karena berbagai uji coba nuklir Korea Utara.
Bahkan, akhir-akhir ini ketegangan makin panas, hingga Presiden Amerika Serikat, Donald Trump melayangkan berbagai ancaman.
Ancaman yang sempat dikhawatirkan dunia bakal memicu perang besar di Semenanjung Korea.
(Baca Juga: Cuma di Afrika Selatan, Man of the Match Dapat Hadiah Kuota Data 5 GB)
Tiba-tiba, ketegangan itu mulai mengendur karena event olahraga dunia.
Olimpiade Musim Dingin 2018 yang akan digelar di Korea Selatan pada Februari nanti, tiba-tiba merangsang kemesraan Korea Utara dan Korea Selatan.
Dalam pidato menyambut tahun baru 2018, pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un mengatakan, ia mempertimbangkan mengirim delegasi ke Olimpiade Musim Dingin 2018 di Korea Selatan.
Ini berita cukup mengagetkan, mengingat Korea Utara pernah memboikot Olimpiade Seoul 1988.
Kemesraan Korea
Ternyata, pidato Kim Jong-un bukan omong kosong.
Pernyataan itu langsung ditindaklanjuti dengan pertemuan serius oleh kedua negara itu.
Desa Panmunjom yang terletak di perbatasan kedua Korea menjadi saksi sejarah.
Di "desa damai" tersebut pertemuan dilakukan. Masing-masing negara mengirim 4 wakilnya.
(Baca Juga: Thailand Masters 2018 - Rehan/Fadia Melaju ke Babak Ke-2)
Hasilnya di luar dugaan. Korea Utara akan mengirim delegasi ke Olimpiade Musim Dingin 2018 di Pyeongchang, Februari nanti.
Delegasi Korea Utara itu termasuk atlet, ofisial, dan suporter.
Kerja sama militer kedua negara yang sempat terputus selama dua tahun, akan dihidupkan kembali.
Demikian pernyataan pejabat Korea Selatan seperti dikutip BolaSport.com dari BBC.com.
Pembahasan dalam Pertemuan
Ternyata, pertemuan pejabat kedua negara di sebuah desa kecil itu justru lebih produktif daripada pertemuan besar di tempat megah.
Banyak kemajuan dan rencana signifikan yang terjadi dalam pertemuan di Desa Damai itu, berikut di antaranya:
1. Wakil Menteri Penyatuan Korea Selatan, Chung Hae-sung kepada wartawan mengatakan, "Korea Utara ingin mengirim delegasi lengkap (ke Olimpiade Musim Dingin 2018, Red)."
"Mereka terdiri pejabat tingkat tinggi, Komite Olahraga Nasional, atlet, suporter, seniman, pengamat, tim demonstrasi taekwondo, dan wartawan."
2. Korea Utara meminta atlet kedua Korea berjalan bersama dan beriringan di upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin 2018 di Pyeongchang, seperti yang terjadi di Olimpiade Musim Dingin 2006.
3. Korea Selatan mendesak dilakukan penyatuan atau pertemuan keluarga yang terpisah akibat Perang Korea pada Tahun Baru Imlek yang kebetulan jatuh pada pertengahan Olimpiade Musim Dingin.
(Baca Juga: Sempat Alami Pendarahan Pita Suara, Istri Gerard Pique Malah Dapatkan Penghargaan Berkat Prestasinya)
4. Korea Selatan menginginkan kembali dilakukan pembahasan lebih intensif soal isu-isu militer dan program senjata nuklir.
5. Korea Selatan akan memfasilitasi partisipasi Korea Utara di Olimpiade Musim Dingin 2018.
Sejauh ini memang baru proposal demi proposal, dan belum ada keputusan.
Namun, pertemuan kedua negara di desa terpencil itu dianggap menjadi lankah penting kemesraan kedua Korea, setidaknya di Olimpiade Musim Dingin 2018.
Jika upaya dan manuver politik tak jua meredam ketegangan, semoga event olahraga Olimpiade Musim Dingin justru bisa mencairkan hubungan kedua Korea.
Setidaknya, mereka akan lebih mesra dan tak perlu terjadi ketegangan demi ketegangan yang mengancam keamanan dunia.