Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kacaunya event Lombok Marathon benar-benar mempermalukan nama daerah menurut Kapolda NTB, Brigjen Polisi Firli. Penulis: Fitri Rachmawati
Apalagi menurutnya, yang mengikuti event tersebut bukan hanya dari Indonesia saja melainkan juga dari negara lain.
“Kejadian itu benar benar memalukan daerah NTB, saya sendiri yang ada di sana harus menyelesaikannya karena sangat bahaya jika lima ribu orang mengamuk di halaman kantor Gubernur NTB, jadi saya harus turun tangan kemarin itu,” kata Kapolda seperti dikutip Bolasport.com dari Kompas.com, Selasa, (30/1/2018).
Kapolda mengatakan telah memerintahkan Direskrimum untuk memintai keterangan panitia dan event organizer (EO) untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
“Masa, acara yang diikuti peserta mancanegara dan daerah luar hanya diberikan minuman dan pisang kecil,” katanya.
Firli juga mengingatkan pada kepala daerah, yang hadir dalam pertemuan warga itu, Mohan Roliskana, Wakil Walikota Mataram untuk hati-hati memberi izin EO yang tidak profesional menggelar event di Mataram.
(Baca Juga: Soal Stadion GBT, Panpel Persebaya: Tinggal Tunggu Kepastian dari Bu Risma)
Terkait soal pemeriksaan Ketua Panitia dan anggotanya serta EO, Direskrimum Polda NTB, Kombes Pol Kristiaji, mengatakan pihaknya sudah memeriksa semua panitia termasuk ketua panitia Lombok Marathon, Andi Hadianto serta pimpinan EO, Frank Malonda.
“Data yang kami himpun baru sebatas masalah keterlambatan medali yang mereka pesan di Singapura, jadi memang ada masalah pembayaran mendali yang belum tuntas tanggal 27 Januari, sehingga pengiriman sangat mepet dan diterima saat event berlangsung,” kata Kristiaji.
Dikatakannya juga bahwa sampai hari ini belum ada yang melapor terutama para peserta yang kemarin merasa keberatan.