Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) turut menanggapi kesalahan penempatan bak pasir untuk nomor lompat jauh di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta.
Polemik kesalahan penempatan bak pasir untuk lompat jauh di SUGBK berawal dari penemuan anggota delegasi teknik cabang olahraga atletik Asian Games 2018 dari India, Cuddy Kotta Valson.
Valson menilai posisi tiga dari empat bak pasir di SUGBK berbahaya bagi atlet karena terlalu dekat dengan pagar besi pembatas lintasan lari.
Menurut Valson, jika hal tersebut tak diubah oleh pihak GBK, nomor lompat jauh pada Asian Games 2018 terancam dibatalkan.
Baca juga: Test Event Asian Games 2018 - Idan Fauzan Richsan Raih Emas Nomor Lompat Galah
Terkait hal itu, Sekretaris Jenderal PB PASI Tigor M Tanjung menyatakan sudah berkoordinasi dengan pihak GBK dan Kementerian PUPR untuk memperbaiki kesalahan.
"Kami sudah ada rapat dengan GBK dan Kementerian PUPR selaku kontraktornya. Kami sudah ada kesepakatan bagaimana mengatasinya," kata Tigor di SUGBK, Selasa (13/2/2018).
"Nantinya bagian pagar yang mepet dengan tiga bak itu akan dimundurkan, jadi mereka akan membuat struktur sementara dengan membongkar dulu railing," ucap dia.
Tigor melanjutkan, solusi tersebut sebenarnya sudah diusulkan sejak lama.
Akan tetapi, kontraktor keberatan untuk merealisasikannya karena terganjal undang-undang cagar budaya.
Baca juga: Test Event Asian Games 2018 - Fasilitas Kamar Wisma Atlet Kemayoran Dianggap Belum Memadai
"Untuk memperbaiki kesalahan, mereka berani menerapkan solusi temporer sambil mencari untuk yang permanen," ujar Tigor.
"Alternatif lainnya membuat lubang baru, tetapi lebih berat pengerjaannya. Kalau seperti itu, sertifikasi track harus dikirim ulang ke IAAF. Jadi, pagar dimundurkan adalah solusi terbaik," tutur dia.
Pada test event Asian Games 2018, nomor lompat jauh dimenangi atlet Indonesia, Maria Natalia Londa.
Maria mencatatkan lompatan sejauh 6,43 meter, mengungguli Neena Varakil (India) dan James Nayana (India).