Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Petarung UFC, Anderson Silva memiliki teori tentang mengapa dia mengalami kegagalan dalam tes obat menjelang pertarungannya.
Pada November 2017, Anderson Silva yang merupakan mantan juara kelas menengah UFC dinyatakan gagal saat menjalani tes pemakaian obat (doping) sebelum pertarungan melawan Kelvin Gastelum.
Tes yang dilakukan pada 26 Oktober 2017 itu menemukan jejak Methyltestosterone, bentuk sintesis testosteron, dalam tubuh Silva.
Penemuan tersebut membuat Anderson Silva batal bertarung.
Namun petarung asal Brasil ini bersikeras mengatakan bahwa dia tidak sengaja menggunakan obat-obatan terlarang dan mengatakan bahwa ada pihak yang sengaja memasukkan obat tersebut pada suplemen makanannya.
(Baca Juga: Sistem Skor Bulu Tangkis akan Diubah, Pemain Ini Ajukan Penolakan)
"Mungkin suplemen yang saya gunakan telah terkontaminasi," kata Anderson Silva dikutip BolaSport.com dari Express.
Dengan terbuktinya ada jejak obat terlarang di tubuhnya, Silva pun dikenai sanksi dilarang bertarung dalam kurun waktu dua tahun.
Petarung berkepala plontos ini pun belum mengetahui kelanjutan masa depannya pada ajang MMA.
"Saat ini saya sudah terlalu tua, jika hal seperti ini terjadi di awal karier, saya tidak peduli. Tetapi saat ini saya telah selesai," lanjut petarung berusia 42 tahun itu.
Tidak hanya itu, kasus doping ini membuat pencapaian gemilang Anderson Silva di arena octagon pun ternoda oleh pelanggaran yang dilakukannya tersebut.