Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Jika diulik lebih jauh peraturan baru yang ditetapkan Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) pada 2018 semakin mirip dengan olahraga tenis.
Selain penamaan turnamen yang mirip dengan turnamen tenis, aturan servis pun demikian.
Tahun ini, 2018, tidak ada lagi istilah Grand Prix hingga Superseries Finals.
Istilah tersebut diganti dengan BWF Tour Super 100, BWF World Tour Super 300 hingga World Tour Finals.
Istilah ini sekilas mirip dengan penamaan turnamen tenis yaitu ATP World Tour 250 series hingga ATP World Tour Finals.
(Baca Juga: Benarkah Nama Baru Turnamen Bulu Tangkis 2018 Meniru Tenis?)
Soal aturan servis tak lebih dari 115 cm pun sekilas mirip dengan aturan tenis.
Mulai All England 2018 para pemain bebas melakukan gaya servis apa pun asalkan tidak melebihi 115 cm.
Peraturan servis yang mengharuskan batang dan kepala raket mengarah ke bawah telah dihapus.
Kemiripan dengan aturan servis tenis ini diakui sendiri oleh hakim servis kebanggaan Indonesia, Edy Rufianto.
"Jadi karakter permainan bulu tangkis memang sudah bergeser," ujar Edy seperti dikutip BolaSport.com dari Badminton Indonesia.
Servis yang sebelumnya sebagai penanda dimulainya pertandingan berubah menjadi awal serangan.
(Baca Juga: Tim Pemantau KONI Riau Bakal Dibentuk Untuk Perispan PON 2020 di Papua)
"Sebelumnya, di bulu tangkis servis itu kan awal dimulai permainan. Kalau di tenis jadi awal serangan. Kalau sekarang bisa jadi servis di bulu tangkis itu awal serangan juga," kata Edy melanjutkan.
All England 2018 yang menjadi turnamen pertama yang menggunakan aturan servis 115 cm akan berlangsung pada 14-18 Maret 2018 di Birmingham, Inggris.
Untuk itulah para pebulu tangkis dunia termasuk Indonesia mulai beradaptasi dengan aturan baru tersebut.