Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Pebulu Tangkis yang Terlibat Pengaturan Skor Didampingi Pengacara untuk Perjuangkan Kariernya

By Delia Mustikasari - Minggu, 25 Februari 2018 | 18:08 WIB
Match Fixing, sebuah kecurangan yang dilakukan dengan melakukan pengaturan skor pertandingan. (BADMINTONPLANET.COM)

Dua pebulu tangkis Malaysia yang diduga terlibat kasus pengaturan skor pertandingan telah menunjuk pengacara untuk melakukan pembelaan dalam sidang Federasi Bulu Tangkis Dunia (Badminton World Federation/BWF) di Singapura, 26-27 Februari.

Saat ini, dua pemain independen yang belum disebutkan identitasnya ini sedang diselidiki oleh BWF.

Menurut seorang sumber, kedua pemain tersebut sudah menunjuk pengacara untuk membela diri mereka karena mata pencaharian mereka tengah dipertaruhkan.

Jika mereka dihukum berat oleh BWF, kedua pemain tersebut berisiko kehilangan segalanya, termasuk karier mereka sebagai pebulu tangkis.

"BWF sangat serius. Bagi mereka, ini merupakan kali pertama berhadapan langsung dengan kasus pengaturan skor," kata salah satu sumber yang dilansir BolaSport.com dari NST.

"Berdasarkan peraturan BWF, pemain yang terbukti bersalah memanipulasi pertandingan akan dilarang bertanding seumur hidup. Fakta ini akan menempatkan mereka dalam situasi yang sangat sulit," ucap sumber tersebut.

(Baca juga: Lee Chong Wei Ingin Cetak Sejarah di All England)

Sebelumnya, dijelaskan bahwa salah satu pebulu tangkis yang pernah tampil di turnamen besar seperti All England dan Kejuaraan Dunia itu tengah diselidiki atas tuduhan mengatur skor pertandingan.

"Bulu tangkis menjadi sumber pendapatan utama mereka untuk menopang keluarganya. Jika mereka tidak dapat bermain lagi, bagaimana mereka akan mencari nafkah? Nama mereka akan ternoda," kata sumber tersebut.

Sementara itu, Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) memastikan bahwa ada dua pebulu tangkis independen yang ditangguhkan sementara dari semua kompetisi sambil menunggu proses penyelidikan berlangsung.

Sumber tersebut menambahkan bahwa BWF memiliki cukup bukti pelanggaran yang dilakukan kedua pebulu tangkis tersebut.

(Baca juga: Vietnam Berpeluang Jadi Salah Satu Tuan Rumah Formula 1 2020)

"Biasanya ketika BWF meminta persidangan, setidaknya 75 persen mereka memiliki bukti pelanggaran yang dilakukan," aku sumber itu.

"Sekarang tinggal keahlian kedua pengacara yang ditunjuk membantu klien mereka agar keluar dari masalah ini," ujar sumber tersebut.

Beberapa bukti yang diperoleh oleh BWF mencakup pesan teks dari telepon seluler (ponsel) yang menyarankan kesepakatan pengaturan pertandingan.

Namun, para pengacara masih bisa menentang klaim tersebut jika BWF tidak memiliki izin dari pihak berwenang untuk menguasai ponsel dari para pemain.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P