Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Mantan petenis nomor satu dunia asal Swedia, Stefan Edberg, mengatakan Roger Federer adalah pemain tenis terbesar sepanjang masa, namun Rafael Nadal masih bisa menyainginya.
Federer yang berusia 36 tahun sekarang menjadi petenis tertua sepanjang sejarah yang mampu berada di pringkat satu dunia berkat keberhasilannya memenangi Rotterdam Open 2018.
Selain kembali ke posisi puncak, Federer juga menjadi petenis putra yang memenangkan Grand Slam paling banyak dibandingkan pemain lain, yakni sebanyak 20 gelar.
(Baca Juga: Mantan Pejabat BAM Sebut Bulu Tangkis Malaysia Tercela dan Menyedihkan karena Kasus Pengaturan Skor)
"Ada banyak pemain hebat sepanjang masa, tetapi jika Anda melihat catatannya, nomor satu yang paling lama, Grand Slam yang paling banyak, Federer mungkin pemain terhebat sepanjang masa," kata Edberg dikutip BolaSport.com dari Express.
Edberg kemudian menyebutkan dua pemain yang memiliki peluang untuk bisa menyaingi prestasi yang dimiliki oleh bintang Swiss itu.
"Jika ada pemain lain yang bisa melakukan hal yang sama, itu Rafael Nadal. Dia masuh cukup muda untuk tetap berada di lapangan tens jika dia bisa tetap sehat," ujar Edberg.
Selain Nadal, ada pula pemain lain yang disebut Edberg sebagai pesaing rekor Federer.
"Dan Anda memiliki Novak Djokovic yang telah memenangkan banyak Grand Slam. Itu adalah dua pemain yang masih memiliki kesempatan meraih 20 Grand Slam," tutur Edberg lagi.
Meski mendukung dua pemain itu untuk bisa menyaingi Federer, Edberg juga tidak memungkiri bahwa kesempatan itu sangat sulit diwujudkan.
"Tetapi, jalan yang panjang itu hampir tidak mungkin. Selain itu, akan memakan waktu 10-15 tahun lagi sebelun ada orang yang memiliki kesempatan untuk mencapai hal yang sama," ucap Edberg.
Atas semua prestasi yang berhasil direngkuhnya, bagi Edberg, Federer layak mendapat pujian besar. Terlebih saat mengetahui bagaimana perjuangan Federer sebelum berada di puncak.
(Baca Juga: Keputusan BWF tentang Pengaturan Skor 2 Pemain Malaysia Diperkirakan Butuh Waktu Lama)
Tahun 2016, Federer sempat didera cedera dan mengharuskannya absen selama enam bulan.
Kembali dari cedera, Federer mampu mencetak prestasi dengan memenangi Wimbledon dan Australia Open.
Hal itu, menurut Edberg adalah wujud terbaik dari Federer dalam mengatasi sebuah masalah.
A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on