Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Mantan juara kelas berat tinju, Mike Tyson, saat ini sedang melakukan tur ke Eropa Timur.
Dalam lawatannya tersebut, legenda tinju dari Amerika Serikat itu menyatakan akan merasa senang jika peraih medali emas Olimpiade 2004 dari Rusia, Alexander Povetkin, bisa menantang juara kelas berat versi WBC, Deontay Wilder.
Wilder dan povetkin dijadwalkan untuk melakukan pertarungan pada Mei 2016 di Moskow, rusia.
Namun, pertarungan tersebut dibatalkan setelah Povetkin dinyatakan positif terhadap zat terlarang dalam tes narkoba pra-pertarungan.
(Baca Juga: Musuh Bebuyutan Marcus Gideon/Kevin Sanjaya Akhirnya Pecah Telur di Swiss Open 2018)
Povetkin telah membersihkan tindakannya dan mulai diuji secara rutin sehubungan denggan program pengujian yang diatur WBC dan WBA.
Saat ini, Povetkin pun telah kembali ke peringkat WBC, yakni di urutan keempat.
Keinginan Tyson muncul karena dia melihat Povetkin punya kans yang besar untuk bisa mengalahkan Wilder.
"Semua orang memiliki kesempatan untuk menjadi juara dunia sekarang karena ada cukup slot terbuka untuk mendapatkan kemenangan itu," kata Tyson dikutip BolaSport.com dari Boxing Scene.
"Saya pikir saat ini masuk akal bagi Povetkin untuk melawan Wilder karena Wilder adalah juara terlemah di antara yang lainnya," lanjut Tyson.
Tyson membuka suara tentang Wilder dan Povetkin bukan tanpa sebab.
Baru-baru ini, Tyson dan Wilder tampak saling berdebat kata-kata di media sosial karena Wilder mengatakan dalam beberapa bahwa dia akan menghancurkan Tyson versi 1986 saat ini.
(Baca Juga: Terungkap, 2 Pebulu Tangkis Malaysia yang Lakukan Pengaturan Skor)
Sementara itu, sebelum bisa melakukan pertarungan yang disarankan Tyson untuk melawan Povetkin, Wilder harus melakukan pembelaan wajib dengan sabuknya.
Pembelaan itu akan dilakukan dengan menantang Luis Ortiz (Kuba).
Pertarungan antara Wilder melawan Ortiz akan digelar di Barclays Center, New York, Amerika Serikat, pada 3 Maret 2018.