Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) akan bersikap tegas karena merasa Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) melakukan tindakan tidak adil pada wakilnya yang sudah ditunjuk untuk mengikuti persidangan kasus pengaturan skor (match fixing).
BWF telah menggelar sidang perkara yang melibatkan dua pemain bulu tangkis Malaysia yang diduga melakukan match fixing selama dua hari di Singapura, 26-27 Februari 2018.
Pada persidangan ini, BAM sebagai asosiasi tertinggi yang mengurusi bulu tangkis di Negeri Jiran mengirimkan satu wakilnya, Jadadish Chandra.
Hari pertama, Jadadish diperbolehkan mengikuti jalannya persidangan.
(Baca Juga: Bukan China, Ini 3 Negara yang Bikin Malaysia Waspada di Piala Thomas 2018)
Namun, di hari kedua, Jadadish dilarang dan hal itu membuat BAM merasa bahwa BWF tidak transparan.
Atas tindakan tersebut, general manager BAM, Michelle Chai, mengatakan akan mengirimi surat remsi ke BWF untuk mencari klarifikasi mengenai proses persidangan.
Surat tersebut akan ditujukan untuk Sekretaris Jenderal BWF, Thomas Lund.
"Kami mengirim email untuk memproses keputusan tersebut pada hari Selasa (27/2/2018) kepada Stuart Borrie (chief executive officer BWF), namun dia menjawab bahwa ketua panel tidak memberikan persetujuan," kata Michelle dikutip BolaSport.com dari The Star.
"Dia mengatakan kepada kami bahwa salah satu pengacara pemain tersebut tidak ingin pengamat dari BAM hadir," lanjut Michelle.
(Baca Juga: Pelatih Kepala Nasional Malaysia Keteteran Menangani 12 Ganda Putra)
Michelle pun segara mengirim surat resmi untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang proses persidangan.
"BWF, bagaimanapun, menjelaskan kepada kami bahwa keputusan untuk melarang pengamat kami bukanlah keputusan mereka, namun panel independen dan panel memiliki hak untuk melakukannya," tutur Michelle lagi.
Sampai dengan saat ini, BWF belum memberikan tanggapan atas protes yang dilakukan BAM.
A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on