Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Aturan baru tentang servis yang dibuat Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) menuai banyak pro dan kontra saat mulai diuji coba pada turnamen German Open 2018.
Pada turnamen yang digelar di Mulheim an der Ruhr, Jerman pada 6-11 Maret 2018, BWF mulai mengharuskan setiap pemain melakukan servis dengan ketinggian shuttlecock berada 1,15 meter dari permukaan lapangan.
Saat uji coba itu, beberapa pemain telah memberikan keluh-kesahnya karena merasa dirugikan dengan aturan itu, terlebih pemain yang servisnya dinyatakan fault oleh hakim.
Beberapa pemain yang memberikan protes seperti yang pernah dilaporkan BolaSport.com sebelumnya misalnya Lin Dan (China), Praveen Jordan (Indonesia), dan Goh V Shem (Malaysia).
(Baca Juga: Petinju Ini Dinilai Punya Tangan Dinamit yang Bisa Menjatuhkan Lawannya dalam Sekali Pukul)
Adanya hal tersebut membuat kepala pelatih ganda nasional Malaysia, Cheah Soon Kit, angkat suara dengan peraturan baru tersebut.
Cheah mengatakan dirinya tidak memiliki masalah dengan regulasi tersebut, namun dia berharap BWF bisa memberikan kejelasan tentang bagaimana cara yang benar untuk melakukannya.
"Saya pikir, memberikan aturan baru saja tidak cukup. BWF harus menjelaskan bagaimana ketinggian shuttlecock yang sebenarnya dengan jelas. Jika tidak, pemain akan kesulitan untuk mengetahui service seperti apa yang benar?" kata Cheah dikutip BolaSport.com dari The Star.
Ketidakjelasan BWF itu kemudian membuat banyak pemain akhirnya selama pertandingan di German Open 2018 hanya bergulat dengan servis dan buyar dengan penampilannya secara kesuluruhan.
"Dari pengamatan saya di German Open, saya pikir kebanyakan pemain kesulitan untuk beradaptasi," kata Cheah lagi.
(Baca Juga: Mau Disebut Legenda Bulu Tangkis? Makanya Juara All England Dulu)
Cheah kemudian memberikan contoh anak asuhnya yang kesulitan beradaptasi sehingga mendapat hasil yang tidak maksimal.
Sepanjang bermain di German Open 2018, ganda putra Malaysia, Goh V Shem/Tan Wee Kiong, harus merasakan servisnya dinyatakan fault oleh hakim sebanyak 10 kali lebih.
"Goh/Tan mencoba yang terbaik, tetapi mereka salah (servis) beberapa kali dan itu mematahkan irama permainan mereka," ujar Cheah.
"BWF harusnya menciptakan lebih banyak kesadaran akan aturan ini di antara hakim servis dan pemain," sambungnya.
Cheah menambahi bahwa mudah-mudahan di All England 2018 nanti, BWF sudah memberikan kebijakan yang lebih baik.
"Saya harap di All England nanti, BWF akan bersikap tegas dan tidak hanya menguji coba kemudian meningggalkan peraturan itu begitu saja," tutur Cheah lagi.
Turnamen All England Open 2018 akan digelar di Birmingham, Inggris, pada 14-18 Maret mendatang.
A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on