Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Pelatih Ganda Putra Nasional Indonesia: Kami Harus Adaptasi dengan Regulasi Baru Servis

By Diya Farida Purnawangsuni - Selasa, 13 Maret 2018 | 13:19 WIB
Pelatih Kepala Ganda Putra Nasional, Herry Iman Pierngadi (kanan), sedang memberikan pengarahan kepada pasangan Mohammad Ahsan/Berry Angriawan, pada babak pertama Denmark Terbuka 2016. Ahsan/Berry kalah dari Choi Solgyu/Kim Gi Jung (Korea Selatan), dengan 21-23, 12-21, pada laga yang berlangsung di Odense Sport Park, Rabu (19/10/2016). (BADMINTON INDONESIA)

Regulasi baru Federasi Bulu Tangkis Dunia (Badminton World Federation/BWF) mengenai servis dengan ketinggian maksimal 115 centimeter (cm) dari permukaan lapangan masih terus menimbulkan polemik.

Namun begitu, pelatih ganda putra nasional Indonesia, Herry Iman Pierngadi, mengatakan bahwa setiap pemain harus bisa beradaptasi dengan regulasi baru tersebut.

"Ini (regulasi servis 115 cm) merugikan untuk semua pemain, khususnya nomor ganda," tutur Herry yang dilansir BolaSport.com dari Badminton Indonesia, Selasa (13/3/2018).

"Kami harus mencari solusi, jangan sampai terlalu lama menyalahkan aturan baru ini. Bagaimanapun, aturan ini harus dijalani dan kami harus beradaptasi," kata Herry lagi.

Baca juga: Pelatih Ganda Putra Nasional Indonesia Sebut Servis Baru Marcus/Kevin Aman

BWF resmi memperkenalkan regulasi servis 115 cm pada turnamen German Open 2018 yang berlangsung di Innogy Sporthalle, Mulheim an der Ruhr, Jerman, 6-11 Maret lalu.

Dalam turnamen tersebut, setidaknya ada tiga pemain ganda Indonesia yang merasa dirugikan dengan regulasi servis 115 cm.

Pemain pertama yang buka suara ialah Melati Daeva Oktavianti.

Pasangan Praveen Jordan pada nomor ganda campuran itu berulang kali dianggap melakukan kesalahan oleh hakim servis.


Pasangan ganda campuran nasional, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, mengembalikan shuttlecock dari lawan mereka, Niclas Nohr/Sara Thygessen (Denmark), pada laga perempat final turnamen Jerman Terbuka yang berlangsung di Innogy Sporthalle, Mulheim an der Ruhr, Jerman, Jumat (9/3/2018).(BADMINTON INDONESIA)

"Servis saya di-fault lebih dari 10 kali, jadi tadi mengandalkan poin dari servis Jordan (Praveen)," ucap Melati seusai tersingkir pada babak perempat final German Open 2018.

Setelah Melati, giliran pemain senior Mohammad Ahsan yang melayangkan kritik.

Ahsan mengaku kesal setelah berulang kali mendapat fault ketika melakoni laga babak kedua German Open 2018.

"Servis saya yang di-fault banyak banget, sampai segala jurus servis sudah saya keluarkan, tetapi tetap saja salah," kata pasangan Hendra Setiawan itu.

Baca juga: Pelatih Ganda Campuran Malaysia Terkejut dengan Prestasi Anak Didiknya pada German Open 2018

Senasib dengan Melati dan Ahsan, Fajar Alfian juga merasakan kekecewaan saat berkali-kali mendapat fault dari hakim servis.

Gara-gara hal itu pula, Fajar kehilangan konsentrasi pada laga final German Open 2018.

Alhasil, Fajar dan sang tandem, Muhammad Rian Ardianto, hanya bisa menjadi runner-up.

"Dengan uji coba pada German Open 2018, menurut saya, semua balik lagi ke service judge-nya. Jadi, kami bergantung kepada seseorang, bisa dibilang kemenangan ditentukan oleh service judge," ucap Herry.

"Seperti Fajar, main dari babak pertama sampai semifinal, servisnya aman. Namun, kenapa di final disalahkan sampai lima kali? Saya lihat posisi servis dan tinggi sama, tetapi service judge beda," kata Herry lagi.

Regulasi servis 115 cm akan kembali diberlakukan pada All England Open 2018.

Tak cuma itu, turnamen bulu tangkis tertua di dunia ini juga bakal menjadi percobaan untuk sistem poin 11.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P