Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Debby Susanto menjadi salah satu korban dari penerapan regulasi anyar tentang pukulan awal (service) pada permainan bulu tangkis.
Sebagai informasi, induk olahraga badminton dunia (BWF) telah menguji coba aturan baru tentang service yang sudah diterapkan sejak German Open 2018, pekan lalu.
Sejumlah pemain pun menjadi korban setelah pukulan awal mereka dinyatakan fault karena melewati batas 115 cm yang telah ditentukan.
Yang terbaru, Debby Susanto juga merasa dirugikan dengan aturan anyar BWF itu saat tampil pada perempat final All England 2018, Jumat (16/3/2018).
"Kami merasa dirugikan dengan keputusan hakim servis, apalagi saya," kata Debby dikutip BolaSport.com dari Badminton Indonesia.
"Batas tinggi (service) kan sedada saya, sudah servis tenis itu kalau sedada."
(Baca Juga : All England Open 2018 - Lin Dan Sukses Memenangi Duel Klasik Kontra Lee Chong Wei)
Pada laga itu, Debby yang berpasangan dengan Praveen Jordan harus kalah straight games (16-21, 15-21) dari Mathias Christiansen/Christinna Pedersen (Denmark).
Debby Susanto mengaku jika service fault yang didapatkan secara tidak langsung memengaruhi penampilan pemain 28 tahun tersebut.
"Ini sedikit memengaruhi kami. Bagaimanapun juga kami merasa dirugikan."
"Apalagi (service fault) terjadi pada saat poin yang dapat dibilang krusial, lagi ramai permainannya," kata Debby Susanto.
Usai gelaran All England Open 2018, Debby Susanto akan kembali dipasangkan dengan Ricky Karanda Suwardi.
Sementara itu, Praveen Jordan bakal bertandem dengan Melati Daeva Oktavianti.
A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on