Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Liliyana Natsir Curhat Beratnya Cobaan dan Kutukan Ganda Campuran Indonesia Juarai All England

By Any Hidayati - Selasa, 27 Maret 2018 | 10:29 WIB
Tontowi Ahmad (kiri) dan Liliyana Natsir saat juara di All England 2012 ( PB DJARUM )

All England Open 2018 telah berakhir pada Minggu, (18/3/2018) tetapi kisah di balik perjuangan para juara tak berakhir bahkan hingga bertahun-tahun berlalu.

Begitulah kiranya yang dialami oleh Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang sukses mencetak hatrik jawara All England Open 2012-2014.

Pada sebuah wawancara eksklusif Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) jelang All England Open 2018, Liliyana Natsir mengungkapkan betapa berat perjuangannya untuk jadi juara.

Tak heran jika kemenangan untuk kali pertama di All England Open 2012 sangat emosional bagi pemain yang akrab disapa Cik Butet.

"Saat kami menang di tahun 2012 itu ya emang senang banget. Sebelumnya saya sama Nova (Widianto) udah final dua sampai tiga kali tapi susah untuk juara," ujar Butet seperti dikutip BolaSport.com dari Badminton Unlimited.


Tontowi Ahmad (kanan) dan Liliyana Natsir ketika juara di All England 2014(BADMINTON INDONESIA)

Pebulu tangkis yang bulan September 2018 ini genap 33 tahun tersebut sempat mengalami masa angker All England Open.

Hal ini tak lepas dari lamanya masa penantian ganda campuran Indonesia untuk menyabet gelar juara turnamen bulu tangkis tertua di dunia tersebut.

"Sebelumnya Cristian Hadinata dan Imelda Wiguna udah 33 tahun sebelumnya dan belum ada lagi yang juara di ganda campuran dan kita bisa juara di tahun 2012," lanjut Butet.

"Setelah itu saya berpikir bahwa kutukan di All England itu sudah hilang buat ganda campuran Indonesia," kata Butet menegaskan bahwa kutukan ganda campuran Indonesia telah mereka patahkan.