Miami Open 2018 - Keluar sebagai Juara, John Isner Kembali ke Jajaran Top 10

Gelar juara yang diraih petenis Amerika Serikat (AS), John Isner, pada turnamen Miami Open 2018 dipastikan mengembalikan dia ke jajaran Top 10.

Berdasarkan daftar peringkat tenis dunia yang dirilis ATP World Tour, Senin (2/4/2018), John Isner kini menempati posisi ke-9 dunia dengan raihan 3.125 poin.

Dia sukses naik sebanyak sembilan setrip dari posisi semula yakni peringkat ke-17 dunia.

Baca juga: Miami Open 2018 - Sloane Stephens Raih Gelar Juara WTA Keenamnya

"Saya tidak bisa mendeskripsikan hal ini. Saya datang ke turnamen ini (Miami Open 2018) dengan bekal satu kemenangan sepanjang tahun ini dan saya bermain sangat buruk," tutur Isner yang dilansir BolaSport.com dari BBC.

"Saya kemudian memenangi laga pertama dalam tiga set dan begitulah tenis berjalan, saya mulai tambah percaya diri dan hal berikutnya yang saya tahu ialah segala sesuatunya berjalan sesuai rencana," kata Isner lagi.

John Isner naik ke podium kampiun setelah mengalahkan rising star asal Jerman, Alexander Zverev, dengan skor 6-7(4), 6-4, 6-4 di Crandon Park, Key Biscayne, Florida, AS, Minggu (1/4/2018).

Sebelumnya, petenis berusia 31 tahun itu sukses melewati adangan sejumlah pemain elite lain yakni Marin Cilic (Kroasia) pada babak 16 besar dan Juan Martin del Potro (Argentina) pada semifinal.

So this is what @rogerfederer feels like every other week. @miamiopen . Happy Easter!!! pic.twitter.com/4KsHiEeRMX

— John Isner (@JohnIsner) April 1, 2018

Bagi Isner, kemenangan pada laga final Miami Open 2018 tak cuma sekadar membawanya kembali ke jajaran Top 10.

Lebih dari itu, gelar juara Miami Open 2018 juga menjadi titel terbesar sepanjang karier profesional Isner yang telah berjalan selama lebih dari 11 tahun.

Sebelumnya, daftar trofi yang diraih John Isner ialah Auckland Open (2010, 2014), Newport Open (2011, 2012, 2017), Winston-Salem Open (2011, 2012), dan Atlanta Open (2013-2017).

 

Jika proyek Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) dalam merekrut dan mewarganegarakan sepuluh pebasket U15 Afrika berjalan lancar, mereka dipastikan telah melakukan pelanggaran hukum. Alasannya, tak ada undang-undang yang dapat menjadi pijakan hukum dalam proses perekrutan tersebut. Jika memang ingin merekrut pebasket asing di bawah 18 tahun, Perbasi harus melalui skema pemilihan warga negara. Namun, itu tak mungkin dilakukan karena proses pemilihan warga negara hanya diperbolehkan bagi warga negara asing hasil kawin campur. Apa pendapat kalian? #Basket #Perbasi #Olimpik

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on Apr 1, 2018 at 5:15am PDT