Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Arena balap sepeda indoor Velodrome Rawamangun terus menunjukkan perkembangan. Pengerjaan lintasannya disebut akan selesai pada akhir April 2018.
Pembuatan lintasan Velodrome digarap oleh belasan tenaga kerja asal Jerman yang bergerak di bawah naungan perusahaan spesialis pembuat lintasan sepeda, Ralph Schuermann.
Saat BolaSport.com berkunjung ke sana pada Selasa (4/4/2018) kemarin, para pekerja tersebut tampak sibuk menggergaji dan menancapkan paku ke kayu untuk membentuk konstruksi lintasan.
(Baca Juga: Bukan Marcus/Kevin, Inilah Pemain Nomor 1 Dunia Versi BWF World Tour dengan Poin Terbanyak)
"Ada beberapa fasilitas spesifik yang diwajibkan Federasi Sepeda Dunia (UCI), yang memang di negara kita tak pernah mengerjakannya," kata Iwan Takwin selaku Project Director.
"Standar kemiringannya juga khusus. Di satu bagian harus 42 derajat, dan bagian lain 21 hingga 22 derajat. Di Indonesia belum ada yang paham," ujar dia menambahkan.
Kayu yang digunakan untuk lintasan Velodrome Rawamangun yakni jenis siberia yang didatangkan dari Jerman.
Kayu siberia berkarakter empuk dan kering sehingga sangat aman bagi para atlet balap sepeda indoor yang bisa menempuh kecepatan hingga 150 km per jam.
Kualitasnya pun dikenal bagus karena bisa bertahan dalam kurun waktu 30 tahun lebih.
"Ada beberapa pertimbangan. Awalnya dulu minta kayu lokal. Ada yang mirip karakternya, yaitu kayu Merbau. Namun, mereka bilang harus test lab dulu. Tentu memakan biaya, karena kemudian kan dikirim balik ke sini," ucap dia.
Setelah pengerjaan Velodrome Rawamangun selesai, pengelola berharap bisa mendapatkan sertifikasi dari UCI.
Secara keseluruhan, biaya pembuatan Velodrome Rawamangun mencapai Rp 665 miliar.
Tempat tersebut akan dipakai untuk ajang Asian Games 2018 yang bakal berlangsung 18 Agustus hingga 2 September mendatang.