Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Beberapa tahun terakhir, kekuatan sektor ganda putri bulu tangkis Jepang menunjukkan perkembangan yang signifikan.
Hal itu tercermin dari performa mereka pada turnamen bulu tangkis Osaka International Challenge 2018 yang berlangsung di Moriguchi City Gymnasium, Jepang, 4-8 April.
Menurut Asisten Pelatih Ganda Putri PBSI, Chafidz Yusuf, mengandalkan kekuatan fisik saja tak cukup untuk mengatasi para pemain Jepang.
(Baca Juga : MotoGP Argentina 2018 - Belum Saatnya Balapan, Marc Marquez dan Maverick Vinales Sudah Duel Duluan di Latihan Bebas)
"Kami tahu bahwa rata-rara pemain-pemain Jepang ini tidak gampang dimatikan," ujar Chafidz yang dikutip BolaSport.com dari Badminton Indonesia, Jumat (6/4/2018).
"Untuk melawan pemain Jepang itu harus lebih pintar di lapangan. Harus lebih cepat membaca pukulan lawan dan bisa mengakalinya," tutur dia menjelaskan.
Chafidz menilai pemain Indonesia akan kesulitan jika hanya mengandalkan fisik karena sebagian besar pebulu tangkis Jepang lebih kuat.
Pada Osaka International Challenge 2018, tiga pasangan ganda putri Indonesia tumbang di tangan para wakil Jepang.
(Baca juga: 3 Ganda Putri Indonesia Akan Diobservasi Lagi pada China Masters 2018)
Tiga pasangan ganda putri Indonesia yakni Nitya Krishinda Maheswari/Ni Ketut Mahadewi Istarani, Anggia Shitta Awanda/Meirisa Cindy Sahputri, dan Rosyita Eka Putri Sari/Yulfira Barkah..
Anggia/Meirisa sudah tersingkir sejak babak pertama. Mereka kalah 21-16, 16-21, 15-21 dari pasangan tuan rumah, Erina Honda/Nozomi Shimizu.
Adapun Nitya/Ni Ketut harus mengalami kekalahan 18-21, 14-21 dari pasangan Jepang lainnya, Riri Kawashima/Saori Ozaki.
Sementara itu, Rosyita/Yulfira ditaklukkan pasangan unggulan pertama, Naoko Fukuman/Kurumi Yonao (Jepang), dengan skor 10-21, 17-21.