Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Penikmat bulu tangkis akan dimanjakan dengan berbagai kompetisi bulu tangkis bergengsi yang siap bergulir pada Mei 2018.
Ketiga turnamen yang digelar berturut-turut sepanjang Mei adalah New Zealand Open, Australian Open, serta Piala Thomas dan Uber 2018.
New Zealand Open 2018 sudah mulai digelar di North Shore Events Centre, Auckland, New Zealand, dari 1-6 Mei mendatang.
Menyusul New Zealand Open 2018 adalah Australia Open 2018. Australian Open 2018 akan digelar di Sydney, Australia, pada 8-13 Mei.
(Baca Juga: Menara Kembar Bikin China Semakin Berjaya di Kejuaraan Asia 2018)
Baik New Zealand maupun Australian Open 2018 masuk ke dalam kalender BWF World Tour Super 300 atau setara dengan Superseries untuk musim lalu.
Sebagai turnamen sekelas Superseries, New Zealand Open dan Australian Open 2018 masing-masing memperebutkan total hadiah senila 150.000 dolar Amerika Serikat atau setara dengan Rp 2,08 miliar.
Setelah maraton dari Auckland ke Sydney, perhatian para pencinta bulu tangkis selanjutnya akan terpusat ke Bangkok, Thailand.
Mengapa di Bangkok? Bangkok (Thailand) akan menjadi tuan rumah kompetisi beregu bulu tangkis paling bergengsi di dunia, yakni Piala Thomas (putra) dan Piala Uber (putri).
Piala Thomas dan Uber 2018 yang masuk ke dalam kalander Grade 1 BWF World Tour akan dihelat pada 20-27 Mei.
Bertepatan dengan bulan Ramadan untuk umat Muslim, para pemain bulu tangkis Indonesia akan berjuang untuk merebut kembali mahkota tertinggi di turnamen beregu tersebut.
Untuk tim beregu putri, Indonesia sudah hampir dua dekade lebih tidak memboyong Piala Uber.
Terakhir kali srikandi-srikandi Merah Putih menjuarai Piala Uber adalah tahun 1996.
Sementara itu, untuk Piala Thomas, terakhir kali Indonesia menjadi juara saat edisi 2002.
(Baca Juga: Bukan China atau Indonesia, Pelatih Malaysia Jutru Mewaspadai Jepang di Piala Thomas 2018 karena Kehadiran Pemain Ini)
Kala itu, di Guangzhou, China, Indonesia bertarung di lima partai dengan menurunkan Marleve Mainaky, Taufik Hidayat, dan Hendrawan untuk sektor tunggal putra dan Candra Wijaya/Sigit Budiarto dan Halim Haryanto/Tri Kushajanto di partai final.
Lewat pertandingan final yang berlangsung sengit, Indonesia pun sukses menjadi juara setelah mengalahkan Malaysia dengan skor 3-2.
Terhitung sejak saat itu, Indonesia tidak pernah membawa pulang trofi Piala Thomas.
Kini, setelah 14 tahun berlalu, mampukah Indonesia mengantongi gelar juara lagi? Semoga.