Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kabar mengejutkan kembali datang dari dua negara di Semenanjung Korea yang lama berseteru, yaitu Korea Selatan dan Korea Utara.
Pada Kejuaraan Tenis Meja Dunia 2018 di Halmstad Arena, Swedia, dua negara Korea ini kembali bersatu di bawah bendera Unifikasi.
Hal ini mengejutkan banyak pihak termasuk pada petenis meja elite dunia seperti G Sathiyan dari India.
"Ini benar-benar membuat banyak orang di sini terkejut," ujar Sathiyan seperti dikutip BolaSport.com dari Indian Express.
Korea lebih memilih bergabung menjadi satu tim ketimbang saling bentrok di babak pertama turnamen tenis dunia tersebut.
Historic day as North & South Korea unified as one #TeamKorea here at #ITTFWorlds2018!! pic.twitter.com/xWyc5ptv4T
— ITTF World (@ittfworld) May 4, 2018
Ini bukan kali pertama Korea bersaudara bergabung dalam satu bendera Unifikasi pada kejuaraan tenis dunia.
Pada 1991, Korea Selatan dan Utara pun bertanding di bawah bendera unifikasi dan memenangi sektor tim putri.
(Baca Juga: New Zealand Open 2018 - Indonesia Sisakan 2 Wakil pada Babak Semifinal)
Pada Olimpiade Musim Dingin 2018 yang berlangsung di Pyeongchang, Korea Selatan, dua negara itu pun membuka festival lewat parade di bawah bendera Unifikasi.
Selain itu, kepala negara Korea Utara dan Korea Selatan juga baru saja sukses menggelar pertemuan bilateral.
Kim Jong Un (Korea Utara) dan Moon Jae-in (Korea Selatan) saling berjabat tangan di wilayah perbatasan yang dikenal dengan nama Panmunjom.
Kota perbatasan ini dikenal sebagai tempat dengan penjagaan militer paling ketat di dunia.
Dengan semakin seringnya interaksi antara Korea Selatan dan Utara membuka kemungkinan semakin banyak cabang olahraga berbendera unifikasi Korea, bukan hanya tenis meja.