Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Alasan PP PBSI Tak Sertakan Tommy Sugiarto ke Piala Thomas 2018

By Nugyasa Laksamana - Rabu, 9 Mei 2018 | 11:54 WIB
Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Tommy Sugiarto, saat menjalani pertandingan melawan Marc Zwiebler (Jerman) pada babak kesatu Malaysia Terbuka yang berlangsung di Stadium Perpaduan, Kuching, Rabu (5/4/2017). Tommy menang 21-13, 21-9. (BADMINTON INDONESIA)

Beberapa waktu lalu, netizen sempat menyayangkan keputusan Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) yang tak menyertakan pebulu tangkis tunggal putra non-pelatnas Indonesia, Tommy Sugiarto, ke skuat Piala Thomas 2018.

Sebagian netizen berpendapat bahwa putra dari legenda bulu tangkis Indonesia, Icuk Sugiarto, itu masih layak memperkuat Indonesia pada Piala Thomas 2018.

(Baca Juga: New Zealand Open 2018 - Gara-gara Insiden Tak Disengaja, Tommy Sugiarto Mundur dari Laga Lawan Jonatan Christie)

Untuk sektor tunggal Piala Thomas 2018, PP PBSI lebih memilih untuk menyertakan Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie, Ihsan Maulana Mustofa, dan Firman Abdul Kholik.

Terkait keputusan tersebut, PP PBSI menyebut ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan.

"Pemilihan satu pemain tunggal putra tersisa nominasinya ada dua yakni Tommy dan Sony (Dwi Kuncoro). Namun setelah rapat, kami pastikan memakai pemain yang ada (di pelatnas) yaitu Firman," ujar Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Susy Susanti, di Hotel Atlet Century, Jakarta, Selasa (8/5/2018).

"Alasannya dari segi usia lebih muda. Kemudian pengalaman Firman di BAC (Kejuaraan Bulu Tangkis Asia) memberikan nilai plus," tutur Susy.


Mantan pebulu tangkis tunggal putri nasional, Susy Susanti, berbicara dalam konferensi pers Superliga Junior di Jakarta, Selasa (21/11/2017).(M BAGAS/BOLASPORT.COM)

Susy menyebutkan bahwa pertimbangan pemilihan pemain tak hanya dari aspek prestasi, tetapi juga kebersamaan para atlet selama di pelatnas.

Ia berpendapat pemain yang berada di pelatnas lebih terpantau sehingga PP PBSI memutuskan untuk memilih Firman ketimbang Tommy atau Sony.