Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Tim bulu tangkis putra Indonesia dan Malaysia ternyata memiliki persamaan dalam hal menunggu.
Kedua negara yang masih dalam satu rumpun itu sama-sama kuat menunggu kembalinya Piala Thomas.
Sebagai informasi, terakhir kali Malaysia menjuarai Piala Thomas terjadi pada 1992, atau sudah 26 tahun lamanya menunggu.
Sementara itu, Indonesia terakhir kali menjadi kampiun Piala Thomas pada edisi 2002 dan itu berarti sudah 16 tahun lamanya trofi turnamen beregu putra paling bergengsi itu tak disimpan di Ibu Pertiwi.
(Baca Juga: Malaysia Berniat Manfaatkan Kelemahan Indonesia di Sektor Tunggal Putra Ketiga pada Piala Thomas 2018)
Menunggu hampir seperempat abad lamanya, membuat Malaysia berharap untuk segera mengakhiri kekeringan gelar dan bakal menargetkan Piala Thomas 2018 yang akan digelar di Bangkok, Thailand, pada 20-27 Mei mendatang.
"Kami sudah menunggu 25 tahun lamanya sejak 1992. Jadi saya berharap ada keberuntungan yang berpihak ke kami," kata Rashid Sidek dilansir BolaSport.com dari NST.
"Di atas kertas itu tidak terlihat mudah, namun bukan tidak mungkin. Melihat susunan pemain tahun ini, kami tidak kuat atau lemah," lanjut Rashid.
Menurut pria yang bagian skuat Malaysia saat menjuarai Piala Thomas 1992 itu, saat ini yang lebih penting adalah persiapan tim.
"Kami sudah tahu siapa yang akan kami hadapi pada babak penyisihan grup. Jadi pelatih seharusnya sudah memiliki gagasan tentang apa yang harus dilakukan di lapangan, berdasarkan kekuatan dan kelemahan masing-masing lawan," ujar Rashid Sidek.
(Baca Juga: Ketakutan akan Kehilangan Dominasi, China Lakukan Hal Ini pada Piala Uber 2018)
Pada Piala Thomas tahun ini, baik Malaysia maupun Indonesia akan berjuang untuk menjadi juara lagi.
Pada fase penyisihan grup, Malaysia berada di Grup D bersama dengan Denmark, Rusia, dan Aljazair.
Sedangkan Indonesia menjadi penghuni Grup A bersama dengan Korea Selatan, Thailand, dan Kanada.