Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Pesan Sang Legenda kepada Tim Thomas Malaysia

By Delia Mustikasari - Rabu, 16 Mei 2018 | 20:13 WIB
Tim Thomas Malaysia berpose dengan setelan pakaian jelang keberangkatan ke Bangkok, Thailand. (THE STAR)

Legenda bulu tangkis Malaysia, Rashid Sidek, mengatakan bahwa tim Thomas Negeri Jiran tidak perlu menjadi sempurna demi kembali membawa pulang trofi pada turnamen beregu bergengsi tersebut.

Piala Thomas 2018 akan digelar di Impact Arena, Bangkok, Thailand pada 20-27 Mei.

Malaysia kali terakhir merengkuh Piala Thomas pada 1992 saat turnamen tersebut digelar di Kuala Lumpur. Saat itu, mereka mengalahkan Indonesia dengan skor 3-2 pada babak final.

"Anda tidak perlu menjadi sempurna untuk menjadi legenda," ujar Rashid seperti dilansir BolaSport.com dari NST.

Rashid adalah pebulu tangkis tunggal putra Malaysia yang menjadi anggota Tim Thomas 1992.

Menurut Rashid, saat itu Negeri Jiran tidak mengirim skuat terbaik.

Namun, mereka mematahkan anggapan tersebut dan membuat sejarah dengan menjadi kampiun karena keinginan kuat untuk meraih kesuksesan.

(Baca juga: Legenda Bulu Tangkis Malaysia Ini Berharap BAM Ikuti Jejak Presiden Lama)

"Apakah Anda pikir kami memiliki skuat yang sempurna pada 1992? Saya mengatakan ini sekarang, kami tidak pernah sempurna," ujar Rashid.

"Pukulan terbesar adalah ketika kami kalah dari Korea Selatan (2-3) pada laga perdana grup. Semangat kami terpukul, tapi itulah yang memicu kami untuk bangkit kembali dengan kuat. Itu bukan tentang individualisme, tetapi adalah usaha tim," tutur Rashid.

Rashid mengakui bahwa tidak ada pihak yang berharap tim Thomas Malaysia menang pada 1992.

"Kondisi ini sama seperti yang terjadi pada Piala Thomas 2014 dengan Jepang menjadi juara atau Piala Thomas 2016 saat Denmark keluar sebagai pemenang. Meski begitu, kami tidak boleh menekan diri kami sendiri," ucap Rashid.

Mantan pelatih tunggal putra Malaysia itu juga memberikan catatan bahwa tim harus dalam atmosfer positif dan menjauhi hal-hal negatif karena kondisi tersebut menurunkan motivasi tim.

Baca juga: Fernando Alonso Butuh Usaha Lebih Keras untuk Adaptasi dengan Mobil WEC)

"Kunci sukses adalah kerja sama tim. Kedengarannya klise, tapi itu pada dasarnya merupakan modal dalam turnamen beregu. Hal yang juga penting, jangan ada yang merasa tersinggung jika tidak menyumbang poin bagi tim," kata Rashid.

"Tidak boleh saling menunjuk karena Anda menang dan kalah sebagai bagian dari tim," ujar Rashid.

"Tidak ada salahnya berbagi pendapat, tetapi itu harus positif dan mendukung. Sama seperti pada 1992, saya berharap tim tahun ini percaya bahwa tidak ada yang mustahil," kata Rashid lagi.

Tahun ini, tim yang dipimpin Lee Chong Wei berada di Grup D dengan juara bertahan Denmark, Rusia, dan Aljazair.

BAM telah menetapkan target bagi tim Thomas untuk minimal mencapai babak semifinal.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P