Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Dianggap Remeh Tim Lain pada Piala Thomas 2018, Korea Selatan Punya Kekuatan Menjanjikan untuk Jadi Juara

By Susi Lestari - Kamis, 17 Mei 2018 | 12:06 WIB
Pebulu tangkis tunggal putra, Son Wan-ho (Korea Selatan) mengembalikan kok ke arah Shi Yuqi (China) pada babak semifinal All England 2018 yang berlangsung di Arena Birmingham, Inggris, Sabtu (17/3/2018). (PAUL ELLIS/AFP PHOTO)

Mantan pemain bulu tangkis Malaysia, Mohd Hafiz Hashim, mengatakan sangat bodoh jika tim lain berpikir untuk meremehkan skuat Korea Selatan pada Piala Thomas 2018.

Sebaliknya, Hafiz justru percaya Korea Selatan yang kurang diunggulkan memiliki kekuatan untuk menjadi juara pada turnamen beregu putra yang akan digelar di Bangkok, Thailand, pada 20-27 Mei mendatang.

Kekuatan menjanjikan yang dimiliki Korea Selatan terletak pada pemain muda yang kurang terkenal, tetapi bisa memberi kejutan.

"Di atas kertas, Korea Selatan terlihat lebih lemah dibandingkan dengan tim lain. Mereka tidak punya pemain ganda yang menonjol di edisi ini," kata Hafiz dilansir BolaSport.com dari The Star.

Hafiz menjeaskan bahwa Korea Selatan mulai kehilangan pemain yang menonjol sejak Olimpiade Rio 2016, terlebih di sektor ganda.

(Baca Juga: Gara-gara Pemain Ini, Peluang Jepang untuk Juarai Piala Thomas 2018 Makin Besar)

Setelah Olimpiade, nama-nama elite ganda putra Korea Selatan sedikit demi sedikit menyatakan berhenti dari olahraga ini alias pensiun, sebut saja seperti Lee Yong-dae/Chung Jae-sung dan Lee Dong-soo/Yoo Yoo-sung.

"Saat ini, Korea Selatan tengah membangun tim mereka dan kami tidak bisa mengesampingkan pemain ganda muda mereka. Bahkan, tim lain seharusnya tidak memandang remeh," ujar pria berusia 35 tahun itu.

Sementara itu, selain Son Wan-ho (28 tahun), pemain lain di sektor tunggal putra Korea Selatan relatif muda.

Pemain tunggal putra kedua dan ketiga Korea Selatan, Jeon Hyeok-jin dan Heo Kwang-hee, sama-sama berusia 22 tahun.

"Pemain muda biasanya sangat bertekad untuk membuktikan kualitas mereka. Meraka akan mengeluarkan semua kemampuan," lanjut pelatih bulu tangkis di Sekolah Jalanan Bukit Jalil (BJSS) ini.

Prediksi tentang pemain muda didapat Hafiz bukan tanpa sebab.

Pasalnya, Hafiz yang saat itu berusia 19 tahun mampu menyumbangkan satu poin penting saat Malaysia melawan China pada babak semifinal Piala Thomas 2002.

Hasilnya, Malaysia sukses melaju ke babak final, meski pada akhirnya harus rela jadi runner-up setelah dikalahkan Jepang.

"Malaysia memiliki catatan yang bagus saat melawan Korea Selatan pada Piala Thomas 2016 dan semoga di tahun ini, tradisi itu bisa berlanjut. Kami memiliki pemain senior-junior juga. Lee Chong Wei pernah kalah dari Son, tetapi semua bisa terjadi," kata Hafiz.

(Baca Juga: Pemain seperti Lee Chong Wei Bakal Panen Keuntungan Saat BWF Terapkan Aturan Baru pada Sistem Penilaian Bulu Tangkis)

"Hyeok-jin dan Kwang-hee bukanlah lawan yang mudah dihadapi. Saya telah melihat kemajuan mereka dan mereka meningkat di setiap turnamen, tetapi saya berharap Malaysia bisa melangkah lebih baik," tuturnya.

Pada Piala Thomas 2018, Malaysia dan Korea Selatan berada di grup berbeda saat babak penyisihan.

Malaysia menjadi penghuni Grup D, sementara Korea Selatan berada di Grup B.

Meski berasal dari grup yang berbeda, kedua negara bisa bertemu saat babak perempat final atau babak-babak yang lainnya.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P