Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Ini Dia 2 Sosok yang Memprakarsai Lahirnya Piala Thomas-Uber

By Diya Farida Purnawangsuni - Jumat, 18 Mei 2018 | 16:10 WIB
Piala Thomas (kiri) dan Piala Uber yang menjadi lambang supremasi kejuaraan beregu putra dan putri tertinggi di dunia. (BWF)

Dalam hitungan beberapa hari lagi, Piala Thomas-Uber 2018 akan digelar di Impact Arena, Bangkok, Thailand.

Sebanyak 17 negara termasuk Indonesia bakal bersaing untuk menjadi juara pada kejuaraan beregu putra dan putri paling bergengsi di dunia tersebut.

Namun, tahukah kamu siapa sosok-sosok dibalik lahirnya Piala Thomas dan Piala Uber?

(Baca juga: Tim Manapun Bisa Juarai Piala Thomas 2018 Jika Punya 2 Hal Ini)

Berdasarkan catatan sejarah, Piala Thomas lahir melalui gagasan dari pebulu tangkis asal Inggris yang sangat sukses pada awal 1900-an, Sir George Alan Thomas.

Terinspirasi dari kejuaraan Piala Davis pada cabang olahraga (cabor) tenis dan Piala Dunia pada cabor sepak bola, Sir George Alan Thomas lantas mengajukan idenya dalam rapat umum yang digelar oleh Federasi Bulu Tangkis Internasional (International Badminton Federation/IBF) pada 1939.


Pebulu tangkis asal Inggris, Sir George Alan Thomas, yang menjadi sosok lahirnya Piala Thomas.(DJARUM BADMINTON)

Gagasan Thomas tersebut langsung disetujui oleh pihak IBF yang kini bernama Federasi Bulu Tangkis Dunia (Badminton World Federation/BWF)

Pada tahun sama, Thomas memperkenalkan trofi perak yang terdiri dari tiga bagian yakni alas, mangkuk, dan tutup mangkuk dengan sosok pemain putra di atasnya.

Trofi setinggi 28 inci (71,12 centimeter/cm) dan selebar 16 inci (40,64 cm) itu pertama kali diproduksi oleh Atkin Bros di London dengan biaya mencapai 40 ribu dolar AS atau sekitar Rp 565,81 juta.

Namun, ide Sir George Alan Thomas baru bisa terealisasi pada 1949 atau mundur sekitar 7-8 tahun dari rencana awal untuk menggelarnya pada 1941 atau 1942.

Molornya penyelenggaraan pertama Piala Thomas tidak lepas dari pecahnya Perang Dunia II.

Pada edisi perdana Piala Thomas, skuat bulu tangkis putra Malaya (sekarang Malaysia) tampil sebagai kampiun setelah menundukkan Denmark dengan skor 8-1 pada laga final yang berlangsung di Preston, Inggris.


Betty Uber berpose dengan Piala Uber yang menjadi lambang supremasi kejuaraan beregu putri tertinggi di dunia.(ISTIMEWA)

Setahun setelah Piala Thomas resmi bergulir, pebulu tangkis putri Inggris, Betty Uber, menggagas kejuaraan serupa untuk pemain-pemain putri.

Ide Betty Uber ini juga disambut positif oleh IBF, tetapi pelaksanaan perdananya baru terjadi pada 1957 atau 7 tahun pasca-gagasan tersebut terlontar.

Tampil sebagai kampiun pertama Piala Uber ialah tim putri Amerika Serikat (AS).

Pada laga final yang digelar di Lancashire, Inggris, skuat putri Negeri Paman Sam melibas Denmark dengan skor telak 6-1.

Melalui kemenangan tersebut tim putri AS berhak membawa pulang trofi perak produksi Mappin & Webb dari London, Inggris.

Piala setinggi 20 inci (50,8 cm) itu berbentuk bola dunia alias globe dengan pemain putri yang memegang raket berdiri di atas shuttlecock.

(Baca juga: Terjepit di Antara Indonesia dan China, Malaysia Utak-atik Nomor Ganda Putri)

Kini, setelah sekitar enam dekade untuk penyelenggaraan Piala Thomas dan lima dekade untuk pelaksanaan Piala Uber, Indonesia dan China tercatat sebagai negara dengan gelar juara paling banyak.

Indonesia mengoleksi 13 Piala Thomas, sedangkan China memiliki 14 Piala Uber.

Fakta-fakta tersebut menjadi ironi tersendiri karena sampai sekarang, belum ada satu pun trofi, entah Piala Thomas atau Piala Uber, yang menjadi milik Inggris.

Tahun ini pun, Inggris dipastikan tidak akan menjuarai Piala Thomas atau Piala Uber karena Asosiasi Bulu Tangkis Inggris memutuskan untuk tidak mengirim tim.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P